Harga Emas Melesat Naik

Harga Emas Melesat Naik

Porospro.com - Di tengah tekanan harga emas dunia, ternyata harga emas Logam Mulia yang diproduksi BUMN PT Aneka Tambang (Persero) Tbk. (ANTM) justru melesat.

Harga Logam Mulia Antam justru dalam tren naik. Pada Sabtu kemarin (21/8/2021), harga Logam Mulia Antam untuk ukuran 1 gram berada di Rp 948.000/gram, naik Rp 2.000 (0,21%) dibandingkan posisi hari sebelumnya.

Dalam sepekan terakhir, harga Logam Mulia Antam naik Rp 6.000 (0,64%). Adapun untuk harga emas Antam ukuran 100 gram yang menjadi patokan pasar berada di angka Rp 89,01juta atau Rp 890.120/gram, sementara harga buyback di level Rp 829.000/saham.

Pada periode yang sama, harga emas dunia di pasar spot cuma naik tipis hampir flat di 0,09% setelah ditutup di level US$ 1.780,87/troy ons dari awal pekan US$ 1.779,15/troy ons.

Pergerakan harga emas pekan ini ditentukan oleh rilis notula rapat (minutes of meeting) bank sentral Amerika Serikat (AS) The Federal Reserve/The Fed.

Dalam notula tersebut, para anggota Komite Pengambil Keputusan (Federal Open Market Committee/FOMC) menilai pengurangan pembelian surat berharga (quantitative easing) bisa saja dilakukan tahun ini.

"Ke depan, sebagian besar peserta rapat mencatat bahwa selama pemulihan ekonomi secara luas sesuai dengan ekspektasi mereka. Maka akan tepat untuk melakukan pengurangan nilai pembelian aset di tahun ini," tulis risalah tersebut.

Meski demikian, risalah itu juga menunjukkan 'beberapa' anggota FOMC memilih untuk melakukan tapering (pengurangan pembelian aset oleh bank sentral) di awal tahun depan.

Sebab, The Fed juga menyebut ketidakpastian cukup tinggi akibat lonjakan kasus positif virus corona, terutama dengan penyebaran varian delta.

Jika kasus kasus positif corona terus melonjak di Negeri Paman Sam, maka The Fed kemungkinan belum akan melakukan pengurangan quantitative easing. Alhasil emas dunia masih santai merespon rilis risalah The Fed.

Franky Nangoy, Senior Market Strategist Fullerton Research, memperkirakan harga emas masih akan bergerak di kisaran US$ 1.760-1.793/troy ons.

Jika titik support (batas bawah) US$ 1.760/troy ons tertembus, maka target berikutnya ada di rentang US$ 1.750-1.737/troy ons.

"Melihat indikator stochastic yang masih terlihat naik, maka ada potensi akan berusaha menuju US$ 1.793-1.800/troy ons. Ketika titik resistance US$ 1.800/troy ons tertembus, maka ada peluang untuk berlanjut hingga ke US$ 1.816-1.827/troy ons," tulis Franky dalam risetnya, dikutip Minggu (22/8).

Shrea Paul, Analis Refinitiv, memperkirakan harga emas tidak akan bergerak signifikan sepanjang bulan ini. Sejak awal Agustus 2021, Paul mencatat harga emas sudah terkoreksi sekitar 3%.

"Bahkan harga emas sempat berada di US$1,684/troy ons pada 9 Agustus 2021, terendah dalam empat bulan. Penguatan nilai tukar dolar Amerika Serikat (AS) dan kenaikan imbal hasil (yield) obligasi pemerintah AS memberi tekanan terhadap harga emas," sebut Paul dalam risetnya.

Ke depan, Shrea menilai pergerakan harga emas akan sangat tergantung dari petunjuk arah kebijakan bank sentral AS, seputar pengetatan kebijakan atau tapering off.

Selain itu, laju harga emas dunia juga tergantung dari arah dinamika di pasar saham. Sayangnya, kedua indikator itu malah menjadi sentimen negatif bagi harga emas.

"Bursa saham AS beberapa kali mencetak rekor tertinggi. Sementara The Fed sepertinya maki hawkish, arah menuju pengetatan kebijakan kian terbuka. Kami memperkirakan harga emas akan bergerak dengan support US$ 1.678/troy ons dan resistance di US$ 1.812/troy ons," lanjut Paul.

Wang Tao, Analis Komoditas Reuters, menilai investor boleh melupakan target bullish harga emas di kisaran US$ 1.801-1.811/troy ons. Target itu hanya bisa tercapai jika harga menembus titik resistance (batas atas) di US$ 1.795/troy ons.

"Walau harga emas mampu bergerak di kisaran titik support US$ 1.785/troy ons, tetapi target US$ 1.811-1.827/troy ons sepertinya meragukan. Sepanjang harga berada di bawah US$ 1.785/troy ons, maka kemungkinan malah akan jatuh menuju US$ 1.716,57/troy ons," ungkap Wang.

Pada Selasa lalu, demikian Wang, sempat terbentuk pola doji (batas harga open dan close sama) di kisaran titik resistance US$ 1.800/troy ons.

Grafik candlestick menunjukkan pola yang cukup meyakinkan bahwa harga emas akan merosot ke US$ 1.765/troy ons atau setidaknya ke US$ 1.773/troy ons.

"Meskipun harga menembus US$ 1.800/troy ons, ini tidak akan memicu tren kenaikan. Harga masih bergerak di gelombang C, yang bahkan bisa membawanya ke US$ 1.520-1.671/troy ons," sebut Wang.

Sumber: CNBC Indonesia

image
Redaksi

Berbagi informasi Tlp/WA 082389169933 Email: [email protected] Pengutipan Berita dan Foto harap cantumkan porospro.com sebagai sumber tanpa penyingkatan


Tulis Komentar