Porospro.com - Presiden Republik Indonesia memberikan arahan tentang pentingnya Sumber Daya Manusia yang memiliki talenta digital. Ditindak lanjuti oleh Kementerian Komunikasi dan Informatika melalui Direktorat Pemberdayaan Informatika, Ditjen Aptika memiliki target hingga tahun 2024 untuk menjangkau 50 juta masyarakat agar mendapatkan literasi di bidang digital dengan secara spesifik untuk tahun 2021.
Target yang telah dicanangkan adalah 12,5 juta masyarakat dari berbagai kalangan untuk mendapatkan literasi dibidang digital. Kemkominfo melalui Direktorat Jenderal Aplikasi Informatika menyelenggarakan kegiatan Webinar Indonesia Makin Cakap Digital di Wilayah Sumatera di 77 Kab/Kota dari Aceh hingga Lampung.
Pada hari Selasa 17 Agustus 2021 pukul 09.00 WIB, Webinar Indonesia Makin Cakap Digital dilaksanakan di Kabupaten Kampar, Provinsi Riau.
Sebagai Keynote Speaker adalah Gubernur Provinsi Riau yaitu, Drs. H. Syamsuar, M.Si., dan Presiden RI, H. Jokowi memberikan sambutan pula dalam mendukung Literasi Digital Kominfo 2021.
Dr. Asril Pramutadi, S.Si., M.Eng (Dosen ITB), pada pilar Kecakapan Digital. Asril memaparkan tema “Digital World In The Classroom: Kemampuan Literasi Digital Yang Wajib Dimiliki Guru Generasi Alpha”.
Dalam pemaparannya, Asril menjelaskan generasi alpha merupakan generasi yang kelahiran nya diatas tahun 2010, generasi yang terlahir di dunia digital, namun tidak terlalu kecanduan teknologi seperti gen millennial. Gen alpha 48% cukup sering menghabiskan waktu tanpa gawai dan mereka menikmati beragam aktivitas fiksi seperti bermain dan kerajinan tangan.
Untuk bisa meningkatkan motivasi kepada masyarakat agar mampu meningkatkan daya saing secara global yaitu hiduplah dengan rasa persaingan, hidup seperti pepatah negera asing yang dapat diadopsi seperti di Jepang yang mengajarkan orang-orang bahwa tidak ada manusia yang bodoh melainkan hanya ada orang orang yang malas. Kemampuan literasi digital guru, antara lain program inovatif, menyusun cerita kontekstual, interaksi sosial, serta membacakan cerita dalam berbagai media.
Dilanjutkan dengan pilar Keamanan Digital, oleh Nowela Mikhelia (Penyanyi Indonesian Idol 2014). Nowela mengangkat tema “Menganalisis Kasus Cyberbullying Dan Cara Menghentikannya”.
Nowela membahas cyberbullying adalah perundungan dunia menggunakan teknologi digital. Ada beberapa macam terkait dengan bullying, diantaranya flaming seperti provokasi, mengejek, dan menyinggung perasaan orang lain, harassment adalah tindakan gangguan berupa tindakan yang dilakukan secara terus menerus dengan mengirim pesan singkat melalui platform perpesanan dan sebagainya, sekaligus menyudutkan orang lain.
Dampaknya bagi korban cyberbullying, antara lain mudah depresi, marah, timbul rasa ingin bunuh diri, gelisah, dan kehilangan kepercayaan diri, dan dapat juga menurunkan prestasi disekolah.
Tips mencegah dan menghentikan aksi cyberbullying, antara lain tidak merespon dan membalas aksi pelaku, setting media sosial menjadi akun privasi, pilih teman yang positif dalam media sosial, segera blokir aksi pelaku, selalu berperilaku sopan di dunia maya, serta hindari unggah konten yang negatif.
Cara menindak bullying, melalui angkat bicara dan katakan tidak suka, eritakan ke keluarga atau teman terdekat, konsultasi ke psikolog, dan laporkan ke aparat penegak hukum.
Pilar Budaya Digital, oleh Syed Agung Afandi, S.Ip., M.Ip (Dosen Administrasi Negara UIN Suska Riau). Syed memberikan materi dengan tema “Literasi Digital Dalam Meningkatkan Wawasan Kebangsaan”.
Syed menjelaskan literasi digital merupakan pengetahuan serta kecakapan pengguna dalam memanfaatkan media digital, seperti alat komunikasi, jaringan internet dan lain sebagainya.
Wawasan kebangsaan merupakan cara pandang bangsa Indonesia mengenai diri dan lingkungannya, mengutamakan kesatuan dan persatuan wilayah dalam penyelenggaraan kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara.
Banyak cara yang dapat masyarakat lakukan untuk meningkatkan wawasan kebangsaan yaitu dengan cara pandang mengenai diri dan lingkungannya, mengutamakan kesatuan dan persatuan wilayah dalam penyelenggaraan kehidupan bermasyaraka, serta berbangsa dan bernegara.
Literasi digital, wawasan kebangsaan, bela Negara, dan ketahan nasional dapat masyarakat dapatkan ketika semua elemen dapat berjalan dengan baik dan selaras dan tidak mengurangi rasa kecintaan terhadap Negara lain, tetapi tetap menjaga identitas asli Negara Indonesia.
Narasumber terakhir pada pilar Etika Digital, oleh Jayus, S.Sos., M.I.Kom (Dekan Fakultas Ilmu Komunikasi Universitas Muhammadiyah Riau). Jayus mengangkat tema “Tips Mengenali Berita Palsu Dan Verifikasi”.
Jayus menjelaskan hoax merupakan informasi yang direkayasa untuk menutupi informasi sebenarnya atau juga bisa diartikan sebagai upaya pemutarbalikan fakta menggunakan informasi yang meyakinkan tetapi tidak dapat diverifikasi kebenarannya.
Ciri-ciri hoax, antara lain berita yang didapatkan menimbulkan kecemasan, kebencian, atau permusuhan antar satu sama lain, tidak ada sumber berita jelas yang dapat dimintai pertanggungjawaban atau klarifikasi, informasi bersifat menyerang, serta memiliki judul provokatif yang tidak sesuai dengan isi berita.
Langkah cerdas melawan hoax, dengan cara perhatikan judul informasi, lihat sumber berita, periksa foto dan video, waspada dengan bentuk forward messages, serta laporkan ke Kementerian Komunikasi dan Informatika jika menemukan berita hoax.
Webinar diakhiri, oleh Imanine J-Rocks (Vokalis J-Rocks dan Influencer dengan Followers 65,5 Ribu).
Imanine menyimpulkan hasil webinar dari tema yang sudah diangkat oleh para narasumber, berupa kemampuan literasi digital guru, antara lain program inovatif, menyusun cerita kontekstual, interaksi sosial, serta membacakan cerita dalam berbagai media.
Tips mencegah dan menghentikan aksi cyberbullying, antara lain tidak merespon dan membalas aksi pelaku, setting media sosial menjadi akun privasi, pilih teman yang positif dalam media sosial, segera blokir aksi pelaku, selalu berperilaku sopan di dunia maya, serta hindari unggah konten yang negatif.
Cara yang dapat masyarakat lakukan untuk meningkatkan wawasan kebangsaan yaitu dengan cara pandang mengenai diri dan lingkungannya, mengutamakan kesatuan dan persatuan wilayah dalam penyelenggaraan kehidupan bermasyaraka, serta berbangsa dan bernegara.
Langkah cerdas melawan hoax, dengan cara perhatikan judul informasi, lihat sumber berita, periksa foto dan video, waspada dengan bentuk forward messages, serta laporkan ke Kementerian Komunikasi dan Informatika jika menemukan berita hoax.(rilis)
Tulis Komentar