Sebagai Kembaran Gran Max

Mazda Bongo Lebih Canggih dan Kaya Fitur

Mazda Bongo Lebih Canggih dan Kaya Fitur

Porospro.com - Sebagai kendaraan niaga ringan Daihatsu Gran Max sudah cukup lama mengaspal di Indonesia. Mobil boxy ini pertama kali diperkenalkan pada tahun 2007 sebagai pengganti Hijet dan Zebra Master.

Sejak tahun 2008, Daihatsu Indonesia mengekspor Gran Max ke Jepang di bawah merek yang berbeda. Unit yang diekspor ke Jepang menggunakan nama brand Mazda Bongo.

Gran Max yang diekspor tersebut menjadi generasi ke-5 Mazda Bongo, setelah versi sebelumnya berhenti produksi di tahun 2020 lalu. Namun Mazda memberikan beberapa sentuhan unik yang membedakan Bongo dengan Gran Max.

Secara eksterior, Mazda Bongo nampak tidak berbeda dengan Gran Max. Bentuk bodi mengotak dengan tonjolan kecil di bagian depan Bongo terlihat mirip dengan bahasa desain Gran Max. Bahkan Bongo pun tersedia dengan pilihan pikap atau van.

Perbedaan kedua mobil niaga ini ada pada detailnya. Mazda Bongo memiliki bentuk bumper yang sedikit menonjol, lampu depan dan belakang LED, pelek kaleng, serta spion lipat elektrik.

Sementara Daihatsu Gran Max tersedia dengan pelek alloy, lampu depan dan belakang halogen, dan spion masih manual.

Interior Mazda Bongo sedikit berbeda dengan Daihatsu Gran Max di Indonesia. Meski mengusung bentuk dasbor yang sama, Bongo mempunyai putaran kenob untuk mengarahkan semburan AC, setir dari Toyota Innova generasi pertama, cup holder di bawah lubang AC pojok kiri dan kanan, power windows, kunci dengan alarm, namun belum ada tachometer dan radio.

Sedangkan Daihatsu Gran Max Indonesia mempunyai radio, setir palang 2, armrest di kursi baris ke-2 dan tachometer. Sementara cup holder berada di sisi pojok kabin, power windows, dan kenob untuk arah semburan AC tidak disediakan.

Jika pada eksterior Mazda Bongo dan Daihatsu Gran Max minim perbedaan. Tapi untuk fitur keselamatan Mazda Bongo lebih unggul. Di dalam mobil niaga ini telah disematkan berbagai peranti canggih seperti yang ditemukan pada Daiahtsu Rocky ASA.

Artinya mobil niaga berbasis Gran Max ini mempunyai 2 airbags, Collision Avoidance Support System, Lane Departure Warning, Pedal Misoperation Control, Preciding Vehicle Start Notification Function, dan Auto High Beam.

Sementara Gran Max di Indonesia sama sekali belum dilengkapi peranti keselamatan modern, bahkan airbags di sisi penumpang maupun pengemudi belum ada.

Dapur pacu Mazda Bongo menggunakan mesin 1.500cc 2NR-VE yang ditemukan pada Toyota Avanza, Xenia, Rush, dan Terios di Indonesia, namun dengan performa yang lebih rendah.

Mobil ini menghasilkan output sebesar 97 PS dan torsi 134 Nm. Seluruh tenaga mesin disalurkan ke roda belakang (RWD) atau seluruh roda (4WD) melalui transmisi manual 5 percepatan  dan transmisi otomatis 4 percepatan

Sementara Daihatsu Gran Max dijual dengan 2 pilihan mesin. Pertama adalah 1.300cc K3-DE dengan semburan tenaga 88 PS dan torsi 115 Nm.

Lalu kedua bermesin1.500cc 3SZ-VE yang memiliki power sebesar 97 PS dengan torsi 134 Nm. Performa jantung pacu ini disalurkan ke roda belakang melalui transmisi manual 5 percepatan.

Untuk tipe termurah, Mazda Bongo van 2WD 5MT dijual 1.822.700 Yen atau Rp 234 juta (dengan kurs 1 Yen = Rp 128,50), sedangkan varian termahal 4WD 4AT dibanderol 2.203.300 Yen atau Rp 283 juta.

Di Indonesia, Daihatsu Gran Max van 1.3 D FH E4 termurah dibanderol Rp 163,8 juta, sedangkan model termahal MB 1.3 D FF Ambulance FH E4, dijual Rp 198,9 juta.

Sumber: otosia.com

image
Redaksi

Berbagi informasi Tlp/WA 082389169933 Email: redaksiporospro@gmail.com Pengutipan Berita dan Foto harap cantumkan porospro.com sebagai sumber tanpa penyingkatan


Tulis Komentar