Awal Mula Keran Gol Ketajaman Marko Simic di Liga 1

Awal Mula Keran Gol Ketajaman Marko Simic di Liga 1

Porospro.com - Tepat dua tahun lalu adalah momen bersejarah bagi penyerang Persija JakartaMarko Simic. Saat itu ia mencetak gol pertamanya di Liga 1 2018.

Momen itu jadi awal dari label striker tajam yang kini disandangnya. Totalnya, kini ia telah menyarangkan 47 gol.

Gol pertama Simic di kompetisi kasta tertinggi Indonesia terjadi pada laga Persija kontra Arema FC pada 31 Maret 2018. Penyerang asal Kroasia langsung memborong dua gol sekaligus membawa Macan Kemayoran menang 3-1. Laga digelar di Stadion Utama Gelora Bung Karno (SUGBK).

Eks pemain Melaka United itu pun menutup Liga 1 2018 dengan torehan 18 gol. Itu hanya berselisih tiga gol dengan Aleksandar Rakic dari PS Tira (sekarang bernama Tira Persikabo) yang menjadi top scorer musim itu.

Ketajaman pemain kelahiran 1988 berlanjut di Shopee Liga 1 2019. Kali ini ia menjadi top scorer dengan torehan 28 gol dan unggul jauh Alberto Goncalves di tempat kedua yang mengumpulkan 18 gol.

Tanda-tanda ketajaman Simic sebenarnya sudah terlihat sebelum musim 2018 dimulai. Yakni pada ajang Piala Presiden 2018 dimana 11 gol torehan Simic membuatnya menjadi top scorer ajang pramusim itu.

Terkini, eks rekan Dejan Lovren di Timnas Kroasia U-21 itu sudah menambah pundi-pundi golnya lagi di Shopee Liga 1 2020. Dia mencetak satu gol dalam kemenangan 3-2 Persija atas Borneo FC.

Kini sudah 47 gol yang berhasil disumbang Simic untuk Macan Kemayoran di ajang Liga 1. Semua gol itu ia cetak dalam 64 pertandingan.

Artinya, secara rasio Simic mencatat rataan gol 0,73 per pertandingan bersama Persija di Liga 1 mulai musim 2018 hingga 2020.

-Liga 1 2018

18 gol dari 30 pertandingan

-Shopee Liga 1 2019

28 gol enam dari 32 penampilan

-Shopee Liga 1 2020

Satu (1) gol dari dua (2) pertandingan

Total: 47 gol, 64 pertandingan

 

Sumber: detik.com

image
Redaksi

Berbagi informasi Tlp/WA 082389169933 Email: [email protected] Pengutipan Berita dan Foto harap cantumkan porospro.com sebagai sumber tanpa penyingkatan


Tulis Komentar