Porospro.com, - Ketua Tim Percepatan penurunan Stunting (TPPS) Kabupaten Indragiri Hilir (Inhil) menghimbau kepada para penyuluh KB agar mampu memahami karakter masyarakat di Kabupaten Inhil yang tersebar di 20 Kecamatan.
Terutama dari segi perbedaan bahasa yang sangat berpengaruh terhadap pemahaman dalam penyampaian pesan. Sehingga komunikasi yang disampaikan akan jauh lebih efektif.
“Semua penyuluh KB juga harus paham karakter masyarakat. Misalnya secara penguasaan bahasa agar tidak terjadi miss komunikasi. Karena itu dibutuhkan metode sosialisasi dan edukasi yang efektif sekaligus harus disesuaikan dengan muatan lokal. Karena stunting ini masalahnya kompleks. Rendahnya tingkat kesehatan masyarakat, pemahaman terhadap kesehatan juga rendah dan kultur masyarakat. Juga masih banyaknya pernikahan dini”, sebut H Syamsuddin Uti.
Ditambahkannya, penanganan stunting dan program keluarga berencana adalah tugas bersama. Sehingga semuanya harus saling mendukung, terutama Organisasi Perangkat Daerah (OPD) yang berkaitan. Porsi anggarannya juga harus kita imbangkan. Sehingga muncul keluarga yang kuat & berdaya.
“Semua program pemerintah harus diukur. Tiap tahun akan dipertanggungjawabkan, baik dalam bentuk laporan keuangan, Forum OPD maupun pengukuran indikator capaiannya. Maka dari itu butuh kolaborasi dari semua OPD, Dinas Kesehatan. Sehingga ada supporting kegiatan untuk mengurangi stunting”, jelasnya.
H Syamsuddin Uti kembali menekankan tentang pentingnya kegiatan pendataan melalui survey sebagai cara untuk memperoleh data-data valid. Selanjutnya dijadikan pijakan dalam mengoptimalkan upaya menurunkan angka stunting di Kabupaten Inhil.
(SAFAR)
Tulis Komentar