Porospro.com,Natuna_ Pemkab Natuna terus berupaya dalam menekan perkembangan Stunting pada Belita, saat ini berdasarkan data terbaru angka stunting terus menurun hingga mencapai 12,35%. Khususnya di kabupaten Natuna,Rabu (25/9/2024).
Menurut data pencapaian stunting yang di terima media ini, Pada tahun 2022, angka stunting di Natuna berdasarkan Survei Status Gizi Indonesia (SSGI) tercatat sebesar 18%. Sementara, pada tahun 2023, angka stunting yang tercatat dalam Survei Kesehatan Indonesia (SKI) menurun menjadi 16,1%.
Penurunan lebih lanjut terlihat pada data Elektronik Pencatatan dan Pelaporan Gizi Berbasis Masyarakat (EPPGBM) 2023 yang menunjukkan angka 12,66%. Bahkan, hingga Februari 2024, angka stunting terus menurun hingga mencapai 12,35%.
Sentara untuk Keluarga Berisiko Stunting di kabupaten Natuna pemerintah terus berupaya hingga terlihat dari penurunan jumlah keluarga berisiko stunting. Pada tahun 2022, terdapat 5.220 keluarga yang masuk dalam kategori berisiko, sementara target yang ditetapkan untuk tahun 2023 mencapai 13.592 keluarga. Hingga akhir semester pertama tahun 2023, jumlah keluarga berisiko stunting berhasil ditekan hingga mencapai 4.835 keluarga. Sementara Status Gizi Anak Natuna
Dari total 5.237 balita di Natuna, sebanyak 4.202 balita telah ditimbang dan diukur status gizinya. Sebanyak 11 balita tercatat mengalami gizi buruk, dengan jumlah anak underweight (berat badan kurang) sebanyak 490 anak.
Selain itu, terdapat 558 balita dengan kondisi overweight (berat badan berlebih), 3.470 balita dengan status gizi normal, serta 170 anak yang mengalami wasting (berat badan rendah dibanding tinggi badan). Sedangkan jumlah anak yang teridentifikasi stunting mencapai 519 anak.
Untuk itu pemerintah juga telah Fokus pada Percepatan Penurunan Stunting
Dalam menyoroti pentingnya penanganan stunting terutama pada 1.000 hari pertama kehidupan anak, periode krusial yang menentukan pertumbuhan fisik dan perkembangan kognitif.
Anak yang mengalami stunting berisiko lebih besar terhadap berbagai masalah kesehatan dan keterlambatan perkembangan yang dapat berdampak pada produktivitas di masa depan.
Melalui berbagai intervensi gizi, pendidikan kesehatan, serta dukungan dari berbagai pihak, Kabupaten Natuna berharap dapat terus menurunkan angka stunting dan meningkatkan kualitas hidup anak-anak di wilayah tersebut.
Dengan kerja sama yang kuat antara pemerintah, masyarakat, dan tenaga kesehatan, target penurunan stunting yang lebih rendah di tahun-tahun mendatang optimis bisa dicapai.
Sementara itu Kepala Dinas kesehatan Kabupaten Natuna Hikmat Aliansayah memaparkan Terkait program Intervensi Stunting ini pihaknya melakukan berbagai kegiatan. Di antaranya memberikan gizi dan makanan tambahan kepada anak-anak yang dianggap stunting dan pengukuran haemoglobin kepada anak remaja putri karena banyak diantara mereka yang teridentifikasi anemia akibat kurang makan saat mereka rutin menstruasi. “Tapi anak-anak remaja puteri kita ini banyak juga yang tidak rajin mengkonsumsi obat yang kita berikan. Begitu kita cek obatnya masih tersimpan di rumah. Ini kami harap orang tua juga proaktif mengawasi anaknya,” kata Hikmat di Kantornya.
Selain itu Hikmat juga mengaku pihaknya telah memberikan anjuran kepada ibu hamil agar melahirkan di Fasilitas Kesehatan (Faskes) pemerintah yang ada. Setelah itu ibu-ibu yang memiliki anak Balita dianjurkan setiap bulan ke Posyandu melakukan pengukuran berat badan.
“Dari semua tindakan yang kami lakukan ini kalau terdapat problem anak, kami langsung arahkan yang bersangkutan ke dokter gizi yang sudah tersedia,” ungkapnya.
Mengenai kendala yang dialami pada upaya penurunan angka stunting ini berupa keengganan sebagian ibu-ibu membawa anaknya ke Posyandu untuk melakukan pengecekan pertumbuhan anak, berat badan anak dan gizi.
“Ini cuma jadi kendalanya karena mereka ada juga yang malu anaknya dibilang stunting. Tapi itu alhamdulillah secara pelan-pelan dapat kita atasi dengan memberikan pengertian kepada ibu-ibu. Mudah-mudahan kita bisa menekan angka stunting ini sampai titik minimal,” harapnya. (Eko)
Tulis Komentar