Ditulis oleh Muhammad Yusuf (Ketua Umum HMI Cabang Tembilahan)
Pada tanggal 14 Juni 2025, Kabupaten Indragiri Hilir (Inhil) memperingati hari jadinya yang ke 60 Tahun. Di usia yang sudah lebih dari separuh abad ini, Inhil telah melewati bentang sejarah yang panjang, telah banyak bersambut dinamika zaman pada setiap lintas generasi.
Kabupaten Indragiri Hilir (Inhil) ditetapkan sebagai kabupaten pada tanggal 14 Juni 1965. Penetapan ini berdasarkan Undang-Undang Nomor 6 Tahun 1965 yang juga dimuat dalam Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 49.
Di usia yang tergolong tidak muda ini, sebagai sebuah daerah tentu sudah sangat berpengalaman dalam pertumbuhan dan perkembangannya. Kemudian tantangan menjadi sebuah keniscayaan yang harus senantiasa dipecahkan sebagai lompatan menyongsong masa depan gemilang.
POTENSI DAN TANTANGAN INHIL
-Lingkungan dan Sumber Daya Alam
Kabupaten Indragiri Hilir merupakan salah satu kabupaten tertua yang ada di Provinsi Riau, luas wilayah 11.605,97 km2. selain itu memiliki perairan umum seluas 888,97 km2. Inhil juga merupakan daerah pesisir dengan garis pantai sepanjang 339,5 km2 dan berbatasan langsung dengan Provinsi Kepulauan Riau dan Jambi. Terdiri dari 20 Kecamatan 197 Desa dan 13 Pulau dengan Banyak penduduk 695.571 jiwa.
Penghasilan terbesar masyarakat Inhil adalah Perkebunan, dan perkebunan terbesar adalah Perkebunan kelapa yang merupakan tumpuan utama masyarakat Inhil. Penggerak pekerjaan dan perputaran ekonomi dengan komoditas kelapa pada masyarakat sangat komplit, ada yang memiliki lahan sendiri, buruh tani, pengusaha kelapa dan lainnya.
Perlu diketahui bahwa Indonesia adalah salah satu produsen kelapa terbesar di dunia. Dengan luas perkebunan mencapai 3,3 juta hektare.
Menurut data Ditjen Perkebunan Kementerian Pertanian pada 2022-2024, Provinsi Riau menempati urutan teratas penghasil kelapa terbesar dengan luas perkebunan mencapai 442.000 hektare dan produksi sebesar 417.000 ton.
Dan dari data media center Riau, Kabupaten Indragiri Hilir (Inhil) memiliki luas perkebunan kelapa sebesar 341.762 hektar dengan produksi sekitar 390.924,28 ton pertahun. Artinya Inhil berkontribusi dengan hasil kelapa sekitar 80% di Riau dan 10% secara nasional.
Namun kekayaan itu, kini begitu menghawatirkan. Kelapa cepat sekali dibabat. Dibabat oleh alam dan oleh perusahaan.
Diantaranya dampak krisis iklim, ribuan hektar perkebunan kelapa rusak akibat intrusi air laut. Misalnya yang terjadi pada Desa Kuala selat sekitar 1900 Hektar perkebunan kelapa rusak. Bahkan awal tahun 2025, Jebolnya tanggul akibat gelombang pasang, diperkirakan akan merendam lebih dari 2.500 hektar kebun kelapa produktif dan mengancam perumahan masyarakat.
Bukan hanya karna kondisi alam, perusahaan juga ikut andil dalam menggerus perkebunan kelapa di Inhil. Misalnya pada laporan dari dinas perkebunan, lebih dari 3.000 batang kelapa diperkirakan sudah mati akibat serangan kumbang, di dua desa Kecamatan Enok, sementara 35.000 batang lainnya sedang dalam kondisi kritis. Adapun Kumbang itu ada akibat dari replanting yang di lakukan oleh PT.PWP tidak sesuai dengan SOP. Sebelumnya, masyarakat Kecamatan Pelangiran juga dihadapkan hal yang sama, sekitar 157.999 batang pohon kelapa rakyat rusak akibat Hama Kumbang yang muncul setelah aktivitas replanting PT.THIP.
Selain itu Inhil selalu dihantui dengan banjir tahunan yang terus meningkat setiap tahun. Data dari 30 September 2024 saja telah terjadi bencana alam sebanyak 79 kejadian, dengan Jumlah korban terdampak sekitar 3.394 KK dengan 11.945 Jiwa, kerusakan permukiman sebanyak 21 Unit Rumah. Itu belum termasuk banjir yang terjadi di Kecamatan Kemuning yang merendam sekitar 700 lebih rumah di 7 Desa Kecamatan Kemuning. Banjir telah melanda hampir seluruh wilayah Kabupaten Inhil dari Selatan sampai Utara.
Bersamaan itu longsor juga terus terjadi bahkan sampai di kota Tembilahan yang mengikis separuh jalan raya satu-satunya yang dilewati oleh pengendara yakni di Jl.Grilya depan Kampus STAI Auliaurrasyidin menjadi bukti nyata betapa bencana mengancam keberlangsungan aktifitas dan hidup manusia. Sementara itu, pasca musim hujan, Kebakaran hutan menanti perlunya segera langkah mitigasi.
Selanjutnya persoalan lingkungan ialah sampah. Sampah di Inhil tampaknya sudah masuk dalam tahap darurat. Sampah berserakan dari desa, kecamatan sampai ke ibu kota Tembilahan. Dampak dari itu tentu bukan saja terlihat kumuh namun dapat memicu limbah udara dan menimbulkan berbagai macam penyakit.
Ekosistem mangrove memiliki luas sekitar 127ribu Ha. Sebagai daerah pesisir mangrove yang ada di Inhil tentu merupakan aset penting bagi keberlangsungan kehidupan masyarakat. Namun Pesisir Inhil juga tidak terlepas dari ancaman dengan banyaknya hutan mangrove yang rusak, dan diantaranya juga disebabkan karna ditebang. Misalnya mangrove jenis bakau yang ditebang dengan jumlah banyak untuk dipergunakan sebagai bahan bangunan. Selain itu masyarakat adat dan hak wilayah adat mesti menjadi perhatian dari pemerintah daerah, kelestarian alam dan kebudayaannya adalah kekuatan dan kekayaan daerah. Potensi ini mestinya terus digali dan dikembangkan.
Masih banyak kekayaan alam yang melimpah di negeri ini.
Hal yang kami sampaikan diatas adalah beberapa bagian potensi sumber daya alam yang dianugerahkan kepada kita masyarakat Inhil dan tantangan-tantangannya untuk kita kelola kedepannya sebagaimana mestinya untuk kepentingan rakyat.
-Pendidikan dan Sumber Daya Manusia
Selanjutnya adalah soal sumber daya manusia. Pada tahun 2020-2035 Indonesia diproyeksikan akan mengalami bonus demografi, yaitu sebuah keadaan dimana usia produktif lebih banyak daripada usia yang tidak produktif. Kemudian puncaknya pada tahun 2045 Indonesia memasuki generasi emas.
Pada tahun 2023 ketersediaan usia produktif di Kabupaten Inhil sudah lebih banyak dari pada usia yang tidak produktif yaitu sebesar 69,45 persen. Peluang ini tentu tidak boleh dilewatkan begitu saja, mesti dilakukan peningkatan kualitas sumber daya manusianya. Seperti peningkatan kualitas pendidikan, kesehatan dan peningkatan kesempatan lapangan kerja agar terciptanya pertumbuhan ekonomi yang diharapkan.
Namun tantangan saat ini mengenai kualitas sumber daya manusia. Garis Kemiskinan di Inhil tahun 2023 tercatat Rp 597.122 per kapita/bulan mengalami kenaikan sebesar 4,96 persen dari tahun 2022, artinya penduduk yang tidak mampu memenuhi kebutuhan makanan dan non makanan sebesar Rp 597.122 per bulan dikategorikan sebagai penduduk miskin. Tercatat sebanyak 40.860 jiwa penduduk dalam kategori miskin.
Pembahasan kemiskinan ini tidak terlepas dari masalah pendidikan dan ketenagakerjaan. Perbaikan tingkat pendidikan memegang peranan penting dalam upaya pemberantasan kemiskinan.
Dengan pendidikan tinggi, idealnya seseorang akan lebih mudah mendapatkan pekerjaan yang lebih baik dengan tingkat pendapatan yang lebih tinggi pula.
Tingkat pendidikan penduduk 15 tahun ke atas Kabupaten Indragiri Hilir Terdapat 28,43 persen penduduk 15 tahun ke atas yang berhasil menyelesaikan pendidikannya hingga jenjang SMA/sederajat ke atas. Yang tamat SMP/sederajat adalah sebesar 18,95 persen dan tamat SD/sederajat sebesar 35,63 persen serta terdapat 16,99 persen yang tidak memiliki ijazah.
Angka ini mencapai sekitar seperenam dari total penduduk berumur 15 tahun ke atas di Kabupaten Indragiri Hilir tidak memiliki ijazah SD.
Selain itu semakin kecilnya nilai Angka Partisipasi Murni (APM) pada setiap kenaikan jenjang pendidikan. nilai APM pada jenjang pendidikan SD/Sederajat mendekati 100 persen. Nilai APM yang mendekati 100 persen menunjukkan hampir seluruh penduduk usia 7-12 tahun di Kabupaten Indragiri Hilir dapat bersekolah tepat waktu. Kemudian untuk jenjang pendidikan SMP/Sederajat, persentase penduduk usia 13-15 tahun di Kabupaten Indragiri Hilir yang bersekolah tepat waktu yaitu pada jenjang pendidikan SMP/Sederajat adalah sebesar 75,40 persen. Serta untuk persentase penduduk Kabupaten Indragiri Hilir usia 16-18 tahun yang bersekolah tepat waktu pada jenjang pendidikan SMA/Sederajat adalah sebesar 53,75 persen.
Hal ini disebabkan oleh terbatasnya jumlah sekolah dengan jenjang pendidikan yang lebih tinggi. Tidak semua wilayah memiliki fasilitas pendidikan dengan jenjang yang lebih tinggi,sehingga penduduk sulit untuk mengakses fasilitas pendidikan tersebut. Jarak sekolah yang jauh membuat banyak masyarakat dengan keadaan ekonomi yang kurang, memilih untuk tidak melanjutkan sekolah karena bingung mencari biaya hidup sehari-hari. dan jika memutuskan tinggal di dekat sekolah, sementara melakukan perjalanan pulang pergi tidak memungkinkan. Keadaan ini menjadi salah satu penyebab rendahnya APM di jenjang pendidikan yang lebih tinggi.
Salah satu caranya meningkatkan kualitas pendidikan di Inhil adalah dengan pemerintah menjamin keberpihakan kepada peserta didik yang memiliki hambatan fisik dan ekonomi.
Tidak hanya itu, keberadaan sekolah ini juga harus didukung oleh akses transportasi yang mudah dan murah bagi masyarakat sehingga keberadaan sekolah ini mudah dijangkau. Peningkatan jumlah sekolah di setiap desa akan percuma jika fasilitas jalan buruk dan transportasi yang tidak tersedia, ditambah lagi dengan kondisi topografi Inhil yang sebagian besar daerahnya merupakan daerah perairan.
Sebagaimana tujuan pembangunan pendidikan, yaitu menjamin kualitas pendidikan yang inklusif, merata, dan meningkatkan kesempatan belajar sepanjang hayat untuk semua, maka pendidikan harus dapat diakses oleh setiap orang dengan tidak dibatasi oleh usia, tempat, dan waktu.
Selain itu SDM yang tidak kalah penting menjadi perhatian yaitu tenaga kesehatan, hari ini tercatat jumlah dokter sebanyak 70 orang dengan jumlah penduduk Indragiri Hilir sebanyak 677.290 jiwa, berarti 1 (satu) dokter terbebani sekitar sembilan ribu penduduk. Beban ini masih terlalu besar sehingga jumlah dokter masih perlu ditambah lagi untuk memenuhi kebutuhan pelayan kesehatan di Indragiri Hilir.
Kemudian diera kecepatan kemajuan teknologi dan informasi fasilitas koneksi jejaring internet sangat dibutuhkan, agar terus mengejar ketertinggalan, dan dasar dari pembangkitan daya internet adalah listrik, sementara Inhil masih terdapat sekitar 14,27 persen penduduk yang belum teraliri Listrik. Artinya produksi listrik juga mesti ditingkatkan sampai kesemua daerah terdalam Inhil yang terbentang dari 20 Kecamatan dan 197 Desa.
Bagi perkembangan SDM masyarakat desa, Internet menjadi salah satu wadah membuka akses informasi dan koneksi secara global bagi masyarakat desa. Namun tentu juga perlu dilakukan pendampingan agar fasilitas tersebut benar-benar dipergunakan untuk peluang kemajuan dengan senantiasa berpegang pada nilai etika dan moral.
REFLEKSI MENUJU INHIL EMAS
Indonesia Emas 2045 adalah visi pemerintah Indonesia untuk mewujudkan Indonesia sebagai negara yang berdaulat, maju, dan berkelanjutan. Ditetapkan dalam UU No 59 tahun 2024, yaitu Undang-Undang tentang Rencana Pembangunan Jangka Panjang Nasional (RPJPN) tahun 2025-2045.
Ada empat pilar visi Indonesia Emas 2045. Pertama, pembangunan manusia serta penguasaan ilmu pengetahuan dan teknologi. Kedua, pembangunan ekonomi berkelanjutan. Ketiga, pemerataan pembangunan. Keempat, pemantapan ketahanan nasional dan tata kelola kepemerintahan.
Senada visi emas tersebut, sebelumnya sekitar 17 abad yang lalu salah satu tokoh sosiolog Islam penulis Muqaddimah, yaitu Ibnu Khaldun, (1332-1496) juga pernah menyatakan bahwa menurutnya substansi dalam mencapai tatanan masyarakat yang maju adalah ilmu pengetahuan, dan ilmu pengetahuan akan terus maju bila adanya suatu komunitas atau kelompok yang mengembangkannya.
Dalam mewujudkan Indonesia emas 2045 pada kurun waktu dua dekade kedepan dengan dihadapkan pada tantangan zaman yang begitu kompleks, pertahanan pertama ialah kualitas sumber daya manusia. Apabila SDM tidak dikelola dan dipersiapkan dengan baik maka bonus demografi yang diproyeksikan sebagai generasi emas justru menjadi generasi cemas dalam bencana demografis.
Seorang penulis, Jared Diamond, Profesor Geografi di Universitas California dalam bukunya Collapse menuliskan bahwa penyebab dari runtuhnya suatu peradaban itu ada lima, yaitu : Bencana alam, perubahan iklim, peperangan, perdagangan dan respon elit atau manusia. Lalu pada dasarnya terjadinya perubahan pada suatu peradaban tidak disebabkan oleh satu faktor saja, kelimanya bisa saling berkaitan.
Namun diantara kelima itu, respons elit dari suatu masyarakat dan masyarakat itu sendiri yang sangat besar berpengaruh pada menentukan nasib melalui keputusan apa yang akan ia pilih.
Tentu banyak perspektif mengenai hal ini, baik dari sisi kacamata historis maupun sosiologis, tapi yang ingin saya katakan disini adalah, betapa pentingnya peran kita sebagai manusia dalam menentukan perubahan, baik itu bencana, iklim, peperangan dan perdagangan. Dengan banyaknya kita lihat kesenjangan lingkungan saat ini maka perlu segera di ambil semacam sebuah kesepakatan yang dimana didalamnya ada unsur tujuan pencapaian yang dengan kemudian itu dapat mencerahkan masa depan kita untuk senantiasa hidup damai dalam alam raya ini.
Di Indragiri Hilir, kita dianugerahi Allah SWT alam yang melimpah kekayaan, kelapa dapat tumbuh subur, padi, sawit, dan banyak tanaman lainnya, kemudian hasil lautnya juga melimpah yang tidak semua daerah mendapatkannya.
Alangkah celakanya apabila kemudian tidak dimanfaatkan, atau bahkan lebih celakanya lagi apabila hanya di nikmati oleh segelintir orang tanpa adanya distribusi ekonomi yang berkeadilan.
Dalam menghadapi tantangan laju perkembangan zaman dan berbagai tantangannya itu, pemimpin punya tanggung jawab besar mengevaluasi sistem secara besar-besaran, tentu dengan berkolaborasi dengan semua elemen masyarakat. Pemimpin yang mampu mempersatukan, Pemimpin yang disemangati dengan keimanan dan ilmu pengetahuan, tidak membiarkan rakyatnya tertinggal dan tertindas. Yang selanjutnya melahirkan sebuah tatanan masyarakat Madani, masyarakat peradaban, yang adil dan berprikemanusiaan.
Pasca pemilihan kepala daerah pada November 2024 lalu masih tersisa penyekatan, tentu hal ini tidak bisa dibiarkan berlarut-larut. Terlebih rentan antara tahun 2025 ke 2030 adalah tahun-tahun krusial dalam menyambut bonus demografi.
Saatnya kita bertransformasi menjadi masyarakat yang maju dimulai dari peningkatan kualitas sumber daya manusia dan kelestarian lingkungan sebagai investasi masa depan dalam membangun ekonomi, infrastruktur, tata kelola dan kebudayaan. Perubahan ini adalah sebuah keniscayaan untuk dilakukan secara terus-menerus menyongsong masa depan gemilang.
Sebagaimana kami urai beberapa persoalan diatas, bahwa Kabupaten Inhil memiliki persoalan yang begitu kompleks. Tentu untuk merubah suatu keadaan tidak bisa hanya dengan mantra abrakadabra. Tapi melalui proses yang berketerusan. Dimulai dari kesadaran elit-elit masyarakat (pemimpin dan para tokoh) dan masyarakat itu sendiri menyusun suatu grand design daerah menuju Inhil Emas.
Sebagai seorang mahasiswa Islam, saya teringat pada dua ayat yang telah termaktub dalam Al-Qur'an sebagai refleksi kesadaran.
"Sesungguhnya Allah tidak akan mengubah keadaan suatu kaum sehingga mereka mengubah keadaan yang ada pada diri mereka sendiri" (QS Ar-Ra'd: 11).
"Janganlah kamu berbuat kerusakan di bumi setelah diatur dengan baik. Berdoalah kepada-Nya dengan rasa takut dan penuh harap. Sesungguhnya rahmat Allah sangat dekat dengan orang-orang yang berbuat baik." (QS Al A'raf: 56)
Semoga anugerah sekaligus amanah yang telah dititipkan oleh kita sebagai manusia baik secara individu maupun kelompok (masyarakat) dalam wadah Kabupaten Indragiri Hilir mampu kita kelola dengan baik menuju Inhil Emas, Inhil yang Adil Makmur.
Tulis Komentar