Porospro.com - Badan Pengawas Pemilihan Umum (Bawaslu) Kota Dumai menggelar kegiatan Penguatan Kelembagaan Pengawas Pemilu yang berlangsung pada 14 Agustus 2025 di Hotel Grand Zuri, Kota Dumai.
Kegiatan yang mengusung tema "Mewujudkan Pengawas yang Berintegritas dan Membangun Sinergi Kelembagaan Pemilu" ini bertujuan memperkokoh peran Bawaslu sebagai pilar demokrasi yang mandiri, profesional, dan dipercaya publik, sebagaimana diamanatkan dalam Peraturan Presiden Nomor 12 Tahun 2025 tentang RPJMN 2025–2029.
Ketua Bawaslu Kota Dumai, Agustri, dalam wawancara mengatakan bahwa acara ini menjadi momentum penting untuk menyatukan visi seluruh pihak yang terlibat dalam pengawasan pemilu.
"Kami ingin memastikan bahwa pengawasan pemilu tidak hanya menjadi tugas Bawaslu, tetapi juga menjadi tanggung jawab bersama masyarakat," ujarnya.
Menurut Agustri, kehadiran berbagai pemangku kepentingan seperti LAMR Dumai, Perwakilan MUI, Perwakilan Muhammadiyah, Perwakilan NU, perwakilan mahasiswa, menjadi komitmen bersama dalam menjaga demokrasi.
"Semua pihak punya peran strategis, mulai dari memberikan edukasi, mengawasi, hingga menyebarkan informasi yang benar," tegasnya.
Anggota Bawaslu Provinsi Riau, Nanang Wartono, SH., MH, yang hadir sebagai pemateri menekankan pentingnya profesionalitas dan netralitas pengawas pemilu.
Syafrida R. Rasahan, SH., MH, dari Indeks Data Nusantara Regional Sumatera, turut memaparkan materi tentang pemanfaatan data dan teknologi dalam pengawasan pemilu.
Agustri menambahkan bahwa integritas pengawas pemilu adalah kunci dalam menciptakan proses demokrasi yang bersih dan adil.
"Tanpa integritas, pengawasan pemilu bisa kehilangan makna. Karena itu, kami menekankan pembinaan berkelanjutan untuk seluruh jajaran," kata Agustri.
Kegiatan ini juga menjadi ajang diskusi terbuka, terutama melalui sesi panel yang membahas tantangan dan strategi pengawasan pemilu di era digital.
Menurut Agustri, keterlibatan generasi muda, khususnya mahasiswa dan pelajar, sangat penting dalam pengawasan pemilu.
"Mereka adalah pemilih cerdas dan agen perubahan. Kami ingin membekali mereka dengan pengetahuan yang tepat agar tidak mudah terpengaruh isu menyesatkan," tuturnya.
Agustri menilai bahwa penguatan kelembagaan bukan sekadar meningkatkan kemampuan teknis, tetapi juga membangun kepercayaan publik.
"Kalau masyarakat percaya pada pengawas pemilu, maka legitimasi hasil pemilu pun akan semakin kuat," ungkapnya.
Peserta yang hadir tampak antusias mengikuti setiap sesi. Mereka diberikan kesempatan bertanya, memberikan masukan, bahkan berbagi pengalaman tentang praktik pengawasan di lapangan.
Tulis Komentar