Porospro.com - Kasus kecelakaan kerja yang merenggut nyawa seorang pekerja LS di area PT Kilang Pertamina Internasional (PT KPI) RU II Dumai kini berubah menjadi bola panas. Bukan hanya karena insiden maut itu sendiri, tetapi juga karena sikap perusahaan raksasa migas tersebut yang dinilai “lebih memilih diam” ketimbang transparan.
Kepala Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi Provinsi Riau H. Boby Rahmat, melalui Kepala Bidang Pengawasan Ketenagakerjaan (Wasnaker), Bayu Surya, dengan tegas menyebut PT KPI RU II Dumai sama sekali belum melaporkan kejadian ini. Padahal aturan hukum jelas mewajibkan laporan resmi dalam kurun waktu 2x24 jam sejak kecelakaan kerja terjadi.
“Sampai sekarang tidak ada laporan ke kami. Justru kami tahu kejadian itu dari media. Seharusnya perusahaan wajib melaporkan dalam waktu maksimal 2x24 jam,” ungkap Bayu, dengan nada kecewa. Rabu, (20/08/2025).
Pernyataan ini sontak menimbulkan tanda tanya besar: Apa yang sebenarnya ditutupi PT KPI RU II Dumai? Mengapa perusahaan sekelas Pertamina Kilang Internasional seolah menganggap enteng hilangnya nyawa seorang pekerja di area produksinya?
Bayu menegaskan pihaknya tidak akan menutup mata. Disnakertrans Riau, kata dia, akan mengarahkan agar kasus ini naik ke tingkat penyidikan.
“Ini masalah serius. Nyawa pekerja tidak bisa ditukar dengan diamnya perusahaan. Kita akan dorong kasus ini ke ranah penyidikan,” tegasnya lagi.
Sikap dingin PT KPI RU II Dumai yang hingga kini bungkam justru makin memperkuat dugaan publik bahwa ada “skandal sunyi” di balik tragedi tersebut. Seolah-olah perusahaan lebih sibuk menjaga citra ketimbang mempertanggungjawabkan keselamatan kerja yang lalai.
Bayu juga meminta media massa terus mengawal kasus ini. Menurutnya, tanpa tekanan publik, ada potensi besar insiden ini akan dibiarkan tenggelam dalam diam.
“Tolong kawal dan terus angkat di media. Kasus ini tidak boleh berhenti. Apalagi sudah ada korban meninggal dunia,” pungkasnya.
Kini sorotan publik tertuju ke PT KPI RU II Dumai: Beranikah mereka akhirnya buka suara, atau akan terus bersembunyi di balik tembok bisu? Satu hal yang pasti, seorang pekerja telah meregang nyawa, dan masyarakat menunggu akuntabilitas, bukan alasan.
PT KPI RU II Dumai Buka Suara
Menanggapi derasnya kritik, manajemen PT KPI RU II Dumai melalui Agustiawan, Area Manager Communication, Relations & CSR, menyampaikan pernyataan resmi.
“Kami turut berduka cita sedalam-dalamnya dan mendoakan agar keluarga almarhum diberi kekuatan serta keikhlasan menghadapi musibah ini,” kata Agustiawan.
Pihaknya menegaskan, investigasi internal tengah berjalan untuk mengungkap penyebab kejadian. Di sisi lain, perusahaan berfokus pada penanganan jenazah serta koordinasi dengan keluarga korban.
“Keselamatan kerja adalah prioritas utama kami. Kilang Dumai akan melakukan evaluasi menyeluruh, memperkuat mitigasi risiko, dan memastikan kejadian serupa tidak terulang,” ujarnya.
Namun, pernyataan ini belum meredakan kritik publik. Di tengah sorotan tajam serikat buruh, pertanyaan besar masih menggantung: apakah tragedi ini murni kecelakaan kerja, atau ada benang merah dengan dugaan penyelewengan anggaran keselamatan?
Satu hal pasti, nyawa seorang pekerja telah melayang. Dan kini, mata publik tertuju pada Kejaksaan Negeri Dumai serta Disnakertrans Riau—apakah keduanya berani membongkar kebenaran di balik dinding kokoh kilang raksasa itu?.***
Tulis Komentar