Porospro.com - Ada optimisme yang muncul di tengah pandemi Covid-19. Bank Dunia memproyeksikan perekonomian Indonesia akan membaik pada Agustus mendatang.
Namun, pertumbuhan masih akan nol persen. Ancaman resesi pun tetap membayangi.
“Ekonomi Indonesia akan kembali terbuka penuh pada Agustus (tahun ini). Terpuruknya ekonomi domestik masih dapat diselamatkan dengan reformasi,” ujar Country Director Bank Dunia untuk Indonesia Satu Kahkonen dalam konferensi pers virtual kemarin (16/7).
Karena itu, dia mengimbau pemerintah mereformasi perekonomian dalam negeri. Antara lain, dengan tetap merumuskan Omnibus Law Cipta Kerja yang dapat menghapus hambatan investasi ke Indonesia.
“Namun, penting untuk mengatur dengan sangat baik dan diaudit sehingga hukum dapat berfungsi dengan efektif,” katanya.
Satu melanjutkan, reformasi badan usaha milik negara (BUMN) juga harus diwujudkan dan digalakkan. Menurut dia, infrastruktur Indonesia masih sangat timpang.
Dia berharap Indonesia bisa menjadikan BUMN sebagai katalis yang membuat sektor swasta juga akhirnya berkontribusi untuk memperbaiki infrastruktur.
Pajak menjadi sasaran reformasi berikutnya. Yakni, dengan mengakselerasikan penerimaannya untuk negara. Misalnya, menerbitkan kebijakan-kebijakan yang memuluskan penerimaan pajak sehingga lahir kembali berbagai fasilitas publik.
Menurut dia, upaya menekan dampak pandemi memerlukan belanja anggaran yang besar. Khususnya untuk bidang kesehatan, bantuan sosial, dan pendidikan.
“Untuk itu, reformasi perpajakan demi meningkatkan pendapatan menjadi penting. Tidak ada negara di dunia yang bisa mencapai status high income country apabila tax ratio-nya hanya satu digit atau kurang dari 10 persen,” ungkapnya.
Kepala Ekonom Bank Dunia untuk Indonesia Frederico Gil Sander menambahkan, pemerintah harus dapat mengelola utang secara baik. Jika tidak, itu justru akan menjadi hambatan Indonesia untuk pulih.
“Jika ini tidak dikelola dengan baik, stabilitas makroekonomi Indonesia yang menjadi pilar ekonomi juga bisa menjadi hambatan,” tuturnya.
Frederico menyebutkan, penerapan pajak pertambahan nilai (PPN) dan pajak penghasilan (PPh) badan pada sektor digital akan menambah penerimaan pajak untuk negara.
Selain itu, peningkatan pajak cukai untuk produk tembakau, plastik, dan produk berpemanis bisa digenjot.
Kemarin Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati merespons proyeksi dari Bank Dunia yang menyebutkan bahwa ekonomi Indonesia akan tumbuh nol persen.
Dia menuturkan bahwa pemulihan ekonomi Indonesia memang tidak mudah.
“Tidak ada yang yakin 100 persen terhadap prospek ke depan karena pandemi ini. Bahkan, pemerintah daerah (pemda) dan pemerintah pusat baru kali ini menghadapi yang seperti ini,” jelasnya. Meski demikian tetap optimis.
Sumber: riaupos.co
Tulis Komentar