Akibat Corona, Pemilu Hong Kong Ditunda 1 Tahun

Akibat Corona, Pemilu Hong Kong Ditunda 1 Tahun

Porospro.com - Pemimpin Eksekutif Hong Kong Carrie Lam mengumumkan pada Jumat (31/07) bahwa pemilihan legislatif ditunda selama satu tahun dengan alasan langkah itu perlu ditempuh di tengah peningkatan penularan virus corona.

Lam mengatakan pandemi di Hong Kong berada "dalam situasi paling buruk sejak Januari" dan "ketika terus terjadi penyebaran di masyarakat, maka risiko wabah skala besar akan semakin besar".

Dikatakannya karena jumlah pemilih terdaftar mencapai 4,4 juta orang, maka pelaksanaan pemilihan umum akan "melibatkan perkumpulan massa dan risiko penularan yang sangat besar", sementara dengan adanya aturan jaga jarak maka para kandidat tidak mungkin berkampanye.

Pemilihan legislatif semula dijadwalkan pada tanggal 6 September.

Dampak virus corona: Pekerja migran Indonesia sulit mendapatkan masker dan harus 'bekerja ekstra' di Hong Kong

UU Keamanan Nasional Hong Kong picu 'rasa takut dan was-was' PRT asal Indonesia

Ribuan warga Hong Kong abaikan larangan polisi demi peringatan peristiwa Tiananmen, 'kami khawatir ini akan menjadi yang terakhir'

Namun kubu oposisi menuduh pemerintah menggunakan pandemi sebagai alasan yang dibuat-buat untuk mencegah rakyat Hong Kong menyalurkan suara.

Sejumlah politikus oposisi juga mengatakan berdasarkan undang-undang pemilu, pemilihan hanya boleh ditunda selama 14 hari, dan penundaan lebih dari masa itu akan "menyulut krisis konstitusional di kota itu".

Mereka mengatakan penundaan ini dilakukan untuk meredakan amarah rakyat atas undang-undang keamanan nasional baru.

Undang-undang itu, diberlakukan oleh Beijing bulan lalu, dipandang membatasi kritik dan kebebasan berekspresi sekaligus meningkatkan kuasa Beijing atas Hong Kong, yang merupakan wilayah administratif khusus China sejak kekuasaan Inggris berakhir pada 1997.

Penundaan pemilihan legislatif diumumkan menyusul peringatan Carrie Lam sebelumnya bahwa sistem rumah sakit di kota itu bisa "kolaps" karena kewalahan dengan lonjakan kasus virus Corona.

Ia berkata kota itu "di ambang wabah skala besar", seraya meminta masyarakat untuk tidak keluar rumah.

Ia berkata kota itu "di ambang wabah skala besar", seraya meminta masyarakat untuk tidak keluar rumah.

Peraturan baru, yang meliputi kewajiban mengenakan masker dan penutupan restoran makan di tempat, diberlakukan mulai hari Rabu.

Hong Kong yang sebelumnya sukses melawan COVID-19 sekarang secara rutin melaporkan lebih dari 100 kasus baru selama 10 hari berturut-turut.

Kurang dari sebulan yang lalu, rata-rata jumlah kasus baru harian di bawah 10.

Apa kata Carrie Lam?

Dalam sebuah pernyataan pada Selasa malam, Lam memperingatkan bahwa Hong Kong berada di "ambang wabah skala besar tingkat komunitas, yang bisa membuat sistem rumah sakit kolaps dan memakan korban jiwa, terutama orang lanjut usia".

Ia meminta warga untuk "dengan ketat mengikuti langkah-langkah penjarakan sosial dan tinggal di rumah sebisa mungkin".

Pernyataan Lam muncul saat Hong Kong mengkonfirmasi tambahan 106 kasus virus Corona pada hari Selasa, dan melaporkan kematian ke-23 secara keseluruhan.

Pada hari Senin, jumlah kasus baru mencapai 145 rekor baru.

Aturan paling ketat

Mulai hari Rabu, Hong Kong memberlakukan aturan paling ketatnya sejauh ini. Makan di restoran dilarang, dan hanya dua orang dari rumah tangga yang berbeda boleh bertemu.

Masker wajib dikenakan di semua tempat umum.

Sebelumnya diumumkan bahwa ruang-ruang seperti bar, sasana kebugaran, dan salon kecantikan akan ditutup.

Pada awal bulan, pertemuan di tempat umum hingga 50 orang diizinkan tapi kemudian dikurangi menjadi empat, dan sekarang dua.

Bukankah Hong Kong telah sukses mengatasi virus?

Kelihatannya memang begitu pada awalnya.

Pada awal wabah, perjalanan lintas batas dengan China berkurang drastis, "telusuri dan lacak" dilakukan, serta pembatasan lainnya diterapkan.

Awal tahun ini, tidak ada kasus penularan lokal di kota itu selama berminggu-minggu.

Namun seiring kehidupan mulai kembali normal, peningkatan kasus penularan lokal pun tercatat. Jumlah rata-rata kasus baru meningkat tajam dari satu digit pada awal bulan, menjadi lebih dari 120 sekarang.

Satu profesor di Universitas Hong Kong mengatakan kasus bisa jadi bermunculan karena "cacat dalam prosedur di perbatasan Hong Kong".

Jim Dongyan mengatakan ke situs berita Global Times bahwa "pasien dari luar negeri mungkin membawa virus ke masyarakat yang mengakibatkan penularan lokal yang terjadi saat ini".

Orang terakhir yang meninggal karena virus Corona adalah seorang penghuni panti jompo tempat sedikitnya 45 infeksi telah tercatat.

Para ilmuwan telah mengungkapkan kekhawatiran bahwa galur virus yang tersebar di Hong Kong bisa menyebabkan kerusakan lebih besar.

Virus itu disebut tidak bermutasi selama setidaknya 22 hari, berarti ia bisa beradaptasi dengan baik pada manusia, yang membuatnya lebih mudah menular.

 

Sumber: detik.com

image
Redaksi

Berbagi informasi Tlp/WA 082389169933 Email: [email protected] Pengutipan Berita dan Foto harap cantumkan porospro.com sebagai sumber tanpa penyingkatan


Tulis Komentar