Porospro.com - Kepala Dinas Perdagangan dan Perindustrian (Disdagtri) Kabupaten Indragiri Hilir (Inhil), Dhoan Dwi Anggara menegaskan bahwa Sistem Resi Gudang (SRG) bermanfaat terhadap para petani kelapa.
Pernyataan tersebut disampaikan Dhoan kepada awak media di ruang kerjanya, Jalan Veteran, Tembilahan, belum lama ini.
"Yang perlu diyakini bahwa SRG ini bermanfaat untuk para petani kelapa," sebutnya.
Karena umumnya, SRG dapat disebut sebagai tunda jual, sebab ketika harga nanti sedang turun, masyarakat punya alternatif untuk tidak menjual kelapanya.
Untuk itu, dia berharap kepada para petani kelapa dan pihak terkait lainnya agar dapat mendukung pelaksanaan SRG di Kabupaten Inhil.
Sebelumnya, Direktur Utama PT KIG, Ibnu Utama mengatakan pihaknya secara bertahap telah melakukan kegiatan-kegiatan bisnis sembari mengimplementasikan semua rencana perusahaan seperti yang telah diamahkan oleh Pemerintah Daerah.
"Beberapa sektor sudah jalan seperti trading dan pengolahan kopra putih, untuk hari ini kapasitas produksi kopra putih kita satu ton perhari," ujar Ibnu.
Ibnu menjelaskan kemampuan memproduksi Kopra Putih adalah sebagai fungsi "buffering" stabilisasi harga ketika Sistem Resi Gudang dijalankan secara terbuka melalui aplikasi online.
Dilanjutkan Ibnu, selain trading dan produksi kopra putih, PT KIG juga tengah menyiapkan Badan Usaha Pelabuhan (BUP) untuk mengoperasikan Pelabuhan Parit 21 Tembilahan.
Pada 12 Maret 2021 lalu, PT KIG bersama Pemda Inhil telah melakukan pertemuan dengan pihak kementrian Perhubungan untuk yang salah satu tujuannya menggesa pengaktifan penuh pelabuhan parit 21 dan masuk dalam Rencana Induk Pelabuhan Nasional (RIPN).
Ibnu menjelaskan, jika Pelabuhan Parit 21 telah aktif dengan ditopang infrastruktur yang memadai maka jalur distribusi perdagangan kelapa yang menjadi komoditi utama Kabupaten Inhil bisa dipangkas atau diperpendek sehingga akan berdanpak pada harga kelapa yang semakin kompetitif.
Selama ini, jalur ekspor komoditi kelapa dan produk turunannya dilakukan melalui pelabuhan yang ada di Jambi, Palembang, Tanjung Priok dan Jakarta, sehingga berdanpak pada biaya transportasi yang tinggi.
"Jika pelabuhan kita Pelabuhan Parit 21 kita fungsikan secara penuh maka jalur distribusi akan terpangkas, tidak hanya berdanpak pada harga komoditi kelapa saja, sektor lain juga akan mendapatkan danpak positifnya," imbuhnya. (Adv)
Tulis Komentar