Porospro.com - Menongkah Kerang merupakan tradisi leluhur masyarakat Suku Duanu, yang juga dikenal sebagai suku orang laut. Suku dari Ras Proto Melayu ini juga pernah berjaya dimasa lalu dan dicatat dalam sejarah dunia dan terus menunjukan eksitensinya di tengah masyarakat.
Suku ini merupakan suku asli yang telah menempati Kabupaten Indragiri Hilir (Inhil) di Provinsi Riau sejak berabad-abad yang lalu.
Dikenal sebagai suku orang laut, masyarakat suku duanu banyak bermukim di wilayah pesisir laut Kabupaten Inhil, antara lain, Kecamatan Concong, yaitu di Kelurahan Concong Luar dan Panglima Raja.
Kecamatan Kuala Indragiri, yaitu di Desa Sungai Bela dan Desa Perigi Raja.
Kecamatan Kateman, yaitu di Desa Kuala Selat.
Kecamatan Mandah, yaitu di Desa Bekawan dan Desa Belaras.
Kecamatan Tanah Merah yaitu di Desa Sungai Laut, Desa Tanah Merah, Desa Tanjung Pasir/Sungai Rumah dan Kelurahan Kuala Enok.
Kecamatan Concong yaitu di Kelurahan Concong Luar dan Desa Panglima Raja.
Pulau Ruku Kecamatan Reteh serta di Desa Kuala Patah Parang Kecamatan Sungai Batang.
Berbicara soal Suku Duanu tidak lepas dari budaya menongkah atau menangkap kerang atau dalam bahasa Duanunya disebut Mut Tiangan.
Menongkah merupakan budaya unik yang tidak dimiliki suku lain dan hanya dimiliki Suku Duanu.
Menongkah merupakan metode masyarakat Suku Duanu dalam mencari kerang di padang lumpur dengan menggunakan Papan Tongkah, semacam papan selancar tradisional saat air laut dalam keadaan surut.
Menongkah juga mempersentasikan bagaimana kehidupan masyarakat Duanu sebenarnya yang memiliki sifat kerja keras dan etos kerja yang tinggi dalam mencari nafkah untuk kehidupan keluarga.
Menongkah menuntut pelakunya untuk memiliki keberanian dan keterampilan yang tinggi serta ketangkasan yang tidak main- main.
Namun keberanian saja tidak cukup, apalagi Menongkah tidak hanya dilakukan di siang hari, tapi juga di malam hari.
Penting untuk diketahui, menongkah merupakan budaya menafkahi yang sudah turun menurun dan berabad-abad lamanya dilakukan oleh masyarakat Suku Duanu.
Begitulah petualangan orang duanu dalam mencari kehidupan dalam saat mencari kerang yang mengandung gizi dan protein yang luar biasa untuk keluarga.
Fakta-fakta unik mengenai menongkah yang ternyata memiliki filosofi yang tidak banyak diketahui, yaitu memiliki korelasi dengan kesetaraan dan pemberdayaan perempuan.
Ternyata jauh sebelumnya konsep pemberdayaan perempuan ada pada menongkah, karena menongkah itu dilakukan oleh ibu suku Duanu untuk menopang kehidupan rumah, jadi pemberdayaan perempuan sudah dikenal jauh hari.
Selain itu, fakta unik lainnya dari budaya menongkah, ternyata Papan Tongkah (alat untuk menongkah) telah menjadi inspirasi kapal perikanan pertama di dunia.
Tongkah ini juga menjadi inspirasi lahirnya permainan yang menggunakan papan sebagai medianya, seperti Sky Air, Sky Salju dan Skateboard.
Tradisi menongkah bagi masyarakat Suku Duanu sangat penting. Bahkan, menongkah pun telah dijadikan festival tahunan oleh masyarakat Suku Duanu dengan dukungan Pemerintah Kabupaten Inhil, Provinsi Riau.
Total Festival Menongkah yang digelar di Pantai Bidari, Desa Tanjung Pasir, Kecamatan Tanah Merah sudah 9 kali dilaksanakan.
Dalam perjalanannya festival menongkah sudah 2 kali mendapat rekor Museum Rekor Indonesia (MURI).
Yaitu, pada 2008 untuk rekor peserta menongkah terbanyak dan 2016 rekor mandi di atas Papan Tongkah terbanyak.
Rekor Muri Menongkah massal yang melibatkan lebih dari 500 peserta dan mandi lumpur dengan peserta terbanyak.
Dalam festival menongkah ini tidak hanya menampilkan perlombaan menongkah saja, tapi ada juga Lomba Merampas dan Lompat Lumpur.
Tidak hanya sampai di situ saja, keunikannya menongkah juga dinobatkan sebagai Warisan Budaya Tak Benda (WBTB) pertama di Kabupaten Inhil oleh Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) Republik Indonesia.
Penyerahan sertifikat WBTB oleh Kemendikbud RI diserahkan langsung saat penyelenggaraan Festival Menongkah tahun 2018 di Pantai Bidari, Kuala Enok, Kecamatan Tanah Merah.
Sertifikat WBTB Kemendikbud hanya diberikan terhadap 11 warisan budaya daerah, satu diantaranya Festival Menongkah.
Budaya menongkah ini juga memiliki tarian dan ini akan kita patenkan untuk mendaulatkan Hak Kekayaan Intelektual (Haki). Mudah- mudahan tariannya akan menjadi tari khas Inhil.
Budaya menongkah memang layak dijadikan sebuah warisan budaya, karena bila dilihat dari segi lokasi penyelenggaraan yang tergolong unik di pantai dengan hamparan pasir nan indah di tengah lautan.
Tidak semua daerah yang mendapatkan penghargaan ini. Saya bangga, bahagia sekaligus senang. Bahkan, ini dapat di bilang sebuah keunikan dunia
Waktu penyelenggaraan juga tidak bisa di sembarang waktu, ada waktu tertentu, tepatnya pada saat air mengalami surut.
Terkait hal ini, Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Indragiri Hilir (Inhil) akan menjadikan Festival Menongkah sebagai destinasi wisata budaya Inhil yang menarik.
Oleh karena itu, Bupati Inhil HM Wardan berkomitmen untuk memberikan perhatian pada kebudayaan Menongkah yang merupakan kebudayaan masyarakat suku Duanu di Kabupaten Inhil.
“Kita terus berupaya menjadikannya sebagai salah satu wisata budaya yang menarik, sehingga nantinya mampu mengangkat sektor pariwisata di Inhil,” ujar Bupati Inhil HM Wardan dalam beberapa kesempatan saat menghadiri Festival Menongkah.
Menurut Bupati, hal tersebut bertujuan agar Festival Menongkah tetap eksis sehingga budaya tradisional masyarakat Suku Duanu tidak punah.
“Tradisi Menongkah ini merupakan tradisi leluhur masyarakat Suku Duanu, dan ini merupakan even wisata Kabupaten Inhil dan telah menjadi kalender wisata Provinsi Riau,” imbuh Bupati.
Sedangkan Kepala Dinas Pariwisata, Pemuda dan Olahraga dan Kebudayaan (Disparporabud) Inhil, Junaidy, S.Sos MSi mengatakan, selain sebagai warisan budaya, prestasi rekor Muri yang pernah diraih, festival Menongkah ini juga hendaknya terus dipertahankan dan ditingkatkan.
"Karena festival ini merupakan sebuah kegiatan budaya tradisional daerah untuk mendukung khazanah budaya bangsa sebagai ikon budaya Kabupaten Inhil, Provinsi Riau," sambungnya.
“Festival Menongkah pernah mendapat penghargaan dari Muri, itu hendaknya terus kita pertahankan dan ditingkatkan,” pungkasnya. (Adv)
Tulis Komentar