Porospro.com - Ketua Gerakan Satu Hati (GSH) Jilid II, Hj Zulaikhah Wardan melihat langsung kondisi balita berstatus gizi buruk di Desa Sungai Gantang, Kecamatan Kempas, Kabupaten Indragiri Hilir (Inhil), Rabu (10/11/2021) kemarin.
Balita yang dikunjungi itu adalah M Alfatih Abadi yang baru beranjak usia 3 tahun 8 bulan. Balita ini menderita gizi buruk karena mengidap penyakit Hidrosefalus, yakni; penumpukan cairan di rongga otak.
Namun sebenarnya, kondisi anak dari pasangan Rian Sawega dan Susilawati ini dinyatakan sedikit membaik dari hari-hari sebelumnya. Hal itu dikarenakan asupan gizi yanh diberikan dinilai sangat mendukung terhadap pertumbuhannya.
"Untuk balita yang ini memang sebelumnya dengan status gizi buruk, namun sekarang dengan susu yang kita berikan, perkembangan pertambahan berat badannya sudah jauh lebih baik dibandingkan sebelumnya," kata Zulaikhah dilansir dari Mediacenter.inhilkab.go.id.
Dia meyakini, kondisi balita itu akan segera membaik. Tentu saja didukung dengan asupan gizi dan pola makan yang sehat, serta dilakukan pemeriksaan secara berkala.
Perlu diketahui, program Gerakan Satu Hati, atau disingkat dengan GSH ini merupakan program yang diluncurkan oleh Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Inhil sejak tahun 2020.
Sampai hari ini, Pemkab Inhil tetap komitmen dalam menjalankan program tersebut. Lalu apa sasarannya?
Program tersebut sengaja diluncurkan untuk membantu masyarakat yang terdampak Pandemi Covid-19 khusus dari sisi kesehatan ibu hamil dan bayi.
Sebagaimana diketahui, pemerintah pusat menginstruksikan adanya realokasi atau refocusing anggaran secara besar-besaran untuk penanggulangan pandemi Covid-19 dan terus berlanjut hingga tahun 2021.
Hal ini berimbas terhadap minimnya alokasi anggaran untuk pengentasan stunting.
Untuk ibu hamil atau stunting, itu telah dimaksimalkan pada tahun 2020 lalu. Dan pada tahun 2021 ini, pemerintah melalui Tim Penggerak PKK Kabupaten Indragiri Hilir menjalankan program itu dengan nama Gerakan Satu Hati Jilid II.
Gerakan Satu Hati Jilid II ini dikhususkan kepada bayi menyusui. Tujuannya adalah membantu meringankan masyarakat ekonomi rendah akibat dampak pandemi yang dapat mengakibatkan peningkatan kasus gizi buruk atau gizi kurang.
Dengan sistem kegotong-royongan, pihaknya berhasil mengentaskan kasus tersebut. Semula dikhawatirkan terjadi peningkatan kasus gizi buruk atau gizi kurang, kini dinyatakan teratasu sesuai harapan.
Program ini berfokus pada upaya pemenuhan kebutuhan gizi dalam bentuk penyaluran produk nutrisi yang diperoleh melalui donasi yang dikumpulkan oleh Tim Pelaksana GSH.
Susu khusus ini diberikan bagi seorang balita gizi buruk dalam durasi 3 bulan. Sementara, susu bagi balita gizi kurang akan diberikan dalam durasi 1,5 bulan.
Terdapat 2 jenis susu yang masing-masing diperuntukkan bagi balita gizi buruk dan gizi kurang.
Menurut Zulaikhah, progres pada tahun 2021 ini sudah berjalan dengan baik. Meskipun tidak akan mencapai 100 persen, namun sudah cukup membantu bagi masyarakat yang sedang menyusui balita yang sedang terdampak Pandemi Covid-19.
Pada intinya, GSH telah berupaya menggerakkan jejaring ini dengan melibatkan Tim Penggerak PKK di tingkat kecamatan dan desa/kelurahan untuk menyisir dan menginventarisasi balita penderita gizi buruk dan gizi kurang.
Bahkan, Pemkab Inhil saat ini telah menjadikannya sebagai tugas pokok dan fungsi dalam membantu Satgas Percepatan Penanganan Covid-19.
Artinya, mengakhiri pandemi Covid-19 tidak sebatas melakukan upaya-upaya pendisiplinan protokol kesehatan, namun juga membantu dari sisi kebutuhan bagi yang terdampak dan dapat menimbulkan masalah baru, seperti stunting, gizi buruk dan gizi kurang. red
Tulis Komentar