Porospro.com - Tentara Nasional Indonesia (TNI) Angkatan Udara (AU) berkabung. Empat prajuritnya gugur dalam latihan formasi di langit Pasuruan, Jawa Timur, Kamis, 16 November 2023.
Dua pesawat tempur EMB-314 Super Tucano yang ditumpangi para prajurit TNI AU mengalami kecelakaan dan jatuh di Taman Nasional Bromo, Tengger, Semeru (TNBTS). Tepatnya di Desa Kedawung, Kecamatan Puspo, Kabupaten Pasuruan, Jawa Timur.
Apa penyebabnya, belum diketahui pasti. Pihak berwenang, dalam hal ini TNI AU, tidak ingin berspekulasi. Untuk memastikan penyebab kecelakaan dua pesawat dari Skadron Udara 21 Lanud Abdulrachman Saleh itu, TNI AU membentuk tim investigasi.
Kepala Dinas Penerangan TNI AU (Kadispenau) Marsekal Pertama TNI R. Agung Sasongkojati menjelaskan, tim investigasi dibentuk oleh Pusat Kelaikudaraan dan Keselamatan Terbang dan Kerja (Puslaiklambangja) TNI AU.
Dalam menyelidiki penyebab terjadinya kecelakaan secara menyeluruh, tim investigasi akan melihat faktor-faktor yang dikenal dengan istilah 5M yakni, man (manusia/awak), machine (mesin), medium (media), mission (misi), dan management (manajemen).
"Terutama flight data recorder pesawat yang merekam data penerbangan, data mesin, data komunikasi penerbang, dan video penerbangan sampai detik terakhir berfungsi," ujar Agung dalam keterangan resminya, Jumat, 17 November 2023.
Dinukil dari berbagai sumber, penjelasan dari faktor manusia yakni meliputi aspek fisiologis, psikologis, kemahiran serta kualifikasi pelaksanaan tugas.
Faktor mesin mengacu pada desain, pembuatan, pemeliharaan pesawat dan keandalan teknik atau kinerja peralatan. Faktor media mengacu pada lingkungan di lokasi kejadian seperti cuaca, medan, penghalang, matahari terbit atau terbenam, petir.
Faktor misi meliputi jenis tugas yang dilaksanakan, apakah tugas rutin atau kompleks. Faktor yang terakhir yakni manajemen, mengacu pada kapasitias pengawasan manajemen dalam hal peraturan, kebijakan, sikap dan sikap terhadap keselamatan.
Untuk mendapatkan hasil investigasi yang menyeluruh, Agung juga mengimbau kepada masyarakat sekitar, jika menemukan serpihan atau potongan pesawat dari lokasi kejadian, agar tidak mengambil, menyimpan atau memindahkannya. Sebab, barang apa pun dari pesawat yang mengalami kecelakaan bisa sangat diperlukan untuk bahan investigasi.
"Semoga investigasi berjalan lancar agar kita semua bisa mencegah hal yang sama terulang," kata Agung.
Tim Investigasi Kecelakaan Pesawat
Analis penerbangan yang juga mantan Kepala Staf Angkatan Udara (KSAD) Marsekal TNI (Purn) Chappy Hakim mengatakan, penyebab kecelakaan pesawat terbang hanya bisa disampaikan oleh pihak berwenang.
Jika dalam penerbangan sipil ada Komite Nasional Keselamatan Transportasi (KNKT), di penerbangan militer ada divisi sendiri yang bertugas untuk menginvestigasi penyebab kecelakaan pesawat.
"Kita tidak mengetahui penyebabnya sampai dengan selesainya tugas tim investigasi," ujar Chappy Hakim saat diwawancara tvOne yang dikutip Liputan6.com atas seizinnya, Jumat, 17 November 2023.
Institusi resmi inilah, kata Chappy, yang harus dipercaya publik dalam menjelaskan terkait kecelakaan pesawat. Sebab, mereka memiliki akses untuk memeriksa seluruh faktor dan komponen. Mulai dari data pesawat, riwayat awak, personel yang terlibat dalam penerbangan, dan semua data terkait.
"Jadi kita tidak bisa, wah ini penyebabnya begini, begini, tidak bisa. Itu semua spekulatif," kata Chappy Hakim.
Chappy menjelaskan, anatomi dari kecelakaan pesawat itu tidak pernah terjadi disebabkan penyebab yang tunggal. Itu ada rangkaiannya.
"Misal, mesinnya rusak, kenapa rusak. Itu akan diurut dari awal. Kenapa sebelum take off tidak dicek dan sebagainya. Jadi rangkaian-rangkaian seperti itu yang membuat investigasi kecelakaan pesawat itu tidak mudah seperti orang yang perkirakan," jelas Chappy.
Begitu juga dengan waktu selesainya investigasi, kata Chappy, tidak bisa dipastikan. Semua tergantung dari proses yang berlangsung.
"Karena yang diinvestigasi itu sangat detail dan sangat banyak. Pesawatnya diinvestigasi, riwayat penerbangannya bagaimana. Pilotnya diinvestigasi, riwayat kesehatannya, misalnya. Dan sebagainya. Jadi enggak bisa disebutkan, ini sekian selesai, enggak bisa. Pasti tidak bisa," kata Chappy.
Kadispenau Marsekal Pertama R. Agung Sasongkojati mengatakan, saat ini TNI AU juga telah menerjunkan tim untuk mencari data recorder pesawat Super Tucano tersebut. Dalam data recorder itu menyimpan berbagai informasi penting pada saat pesawat mulai terbang hingga terjadi kecelakaan.
"Data recorder pesawat ini menyimpan rekaman suara, rekaman gambar kamera pesawat, rekaman ketinggian, kecepatan, posisi, lokasi dan semua yang dibutuhkan," kata Agung.
Kondisi Pesawat Bagus
Kepala Dinas Penerangan TNI Angkatan Udara (Kadispenau) Marsekal Pertama R. Agung Sasongkojati menjelaskan, EMB 314 Super Tucano dari Skadron Udara 21 Lanud Abdulrachman Saleh, Malang mengalami lost contact saat melaksanakan misi profisiensi formation flight atau formasi terbang bersama dengan rute penerbangan Lanud Abdulrachman Saleh.
"Pesawat take off dari Lanud Abdulrachman Saleh pada pukul 10.51 WIB dan dinyatakan lost contact pada pukul 11.18 WIB," kata Agung saat jumpa pers di Lanud Abdulrachman Saleh, Malang, Kamis, 16 November 2023, dilansir Antara.
Pada waktu itulah pesawat tersebut diperkirakan mengalami kecelakaan dan jatuh di area perkebunan warga. Berdasarkan rencana penerbangan, latihan itu akan dilakukan pada ketinggian 8.000 kaki atau kurang lebih 2.438,4 meter.
"Dua pesawat itu jatuh di tempat berbeda. Satu di sebelah utara dan satu lainnya agak ke selatan. Namun keduanya berada di sebelah utara wilayah pegunungan," kata Agung.
Agung mengatakan, kedua pesawat sebagaimana hasil pengecekan awal tim Skadron Udara 21 Lanud Abdulrachman Saleh, dinyatakan layak terbang. Pesawat itu pun hendak melakukan latihan penerbangan rutin.
Pesawat tempur dengan nomor ekor TT-3111 diawaki Letkol Pnb, Sandra Gunawan dan Co-Pilot Kolonel Adm Widiono. Lalu, pesawat TT-3103 diawaki Mayor Pnb Yuda A Seta dan Co-Pilot Kolonel Pnb Subhan.
"Pesawat ini masih berjalan sempurna layaknya pesawat yang baru. Tidak ada penurunan kemampuan dari pesawat ini sampai saat ini di Skadron," kata Agung dilansir Antara, Jumat, 17 November 2023.
"Saya sudah bertanya kepada pilotnya dan menyatakan tidak ada satu pun penurunan yang signifikan dari kemampuan pesawat dalam dioperasikan," tambahnya.
Diketahui, dua pesawat EMB-314 milik TNI AU dengan nomor registrasi TT-3103 sudah memperkuat Skadron Udara 21 sejak 2 Februari 2012. Sementara, unit bernomor TT-3111 sudah sejak 23 November 2015.
Namun, akibat peristiwa ini, seluruh pesawat Super Tucano di Skadron Udara 21 tidak diterbangkan sementara waktu sambil menunggu ada tidaknya malafungsi mesin dari hasil penyelidikan awal. Jika tidak ditemukan adanya kesalahan teknis pada mesin, maka pesawat kembali dioperasionalkan.
Cuaca Buruk saat Pesawat Manuver
Kecelakaan dua pesawat tempur taktis EMB-314 Super Tucano milik Skadron Udara 21 Lanud Abdul Saleh TNI Angkatan Udara di wilayah Kabupaten Pasuruan, Jawa Timur, diduga akibat faktor cuaca buruk.
Kepala Dinas Penerangan TNI Angkatan Udara (Kadispenau) Marsekal Pertama TNI R. Agung Sasongkojati mengatakan bahwa akibat kondisi cuaca buruk menyebabkan pilot tidak memiliki jarak pandang maksimal.
"Sehingga ini murni akibat cuaca kelihatannya, namun, saya belum bisa memastikan karena harus ada penyelidikan lebih lanjut," kata Agung, dilansir dari Antara, Kamis, 16 November 2023.
Agung menjelaskan, ada empat pesawat yang melakukan sesi latihan formasi rutin dalam penerbangan tersebut. Keempat pesawat itu bergabung dalam sebuah formasi dan kemudian terjadi cuaca buruk.
Saat melintas dalam kondisi cuaca buruk tersebut, pesawat melakukan manuver untuk melepaskan diri. Namun, pada saat melakukan manuver terjadi hilang kontak pada pesawat Super Tucano dengan nomor ekor TT-3111 dan TT-3103.
"Dua pesawat lain berusaha naik dan ke luar dari awan. Pada saat itu dilakukan kontak, tidak bisa menghubungi. Dan setelah dua pesawat mendarat, mendapat laporan dari aparat teritorial bahwa ada pesawat terjatuh di Kabupaten Pasuruan," kata Agung. (Liputan6)
Selengkapnya, baca di www.liputan6.com
Tulis Komentar