Porospro.com - Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati siang ini menghadiri rapat paripurna di DPR RI untuk membahas pandangan umum fraksi terhadap RUU APBN tahun anggaran 2021 beserta nota keuangannya.
Rapat paripurna siang ini dipimpin oleh Wakil Ketua DPR RI Sufmi Dasco dari fraksi Gerindra. Rapat ini dihadiri oleh 180 anggota DPR RI baik secara fisik maupun virtual.
Dalam rapat paripurna ini, Sri Mulyani memberikan tanggapan atas pandangan fraksi, salah satunya soal latar belakang pemerintah menetapkan proyeksi pertumbuhan ekonomi 2021 di level 4,5-5,5% pada RUU APBN tahun anggaran 2021.
Ia mengatakan, alasan pemerintah mencantumkan angka tersebut adalah melihat berbagai lembaga rating internasional juga menargetkan pertumbuhan ekonomi Indonesia di tahun 2021 pada kisaran tersebut.
"Rentang perkiraan yang cukup lebar terjadi pada proyeksi pertumbuhan ekonomi Indonesia juga dilakukan oleh lembaga-lembaga internasional. Pada tahun 2021 IMF memproyeksikan pertumbuhan ekonomi Indonesia akan pulih bahkan mencapai 6,1%. Sementara Bank Dunia memproyeksikan 4,8% dan Asian Development Bank adalah 5,3%," ungkap Sri Mulyani dalam ruang rapat paripurna di gedung DPR RI, Jakarta, Selasa (1/9/2020).
Selain itu, ada 4 pertimbangan lain yang membuat pemerintah menargetkan pertumbuhan ekonomi hingga 5,5% di 2021 sebagai berikut:
1. Keberhasilan penanganan pandemi COVID-19 termasuk upaya riset vaksin
2. Kondisi kinerja pemulihan ekonomi global terutama dipengaruhi oleh penanganan pandemi COVID-19, faktor geopolitik pascapemilu Amerika Serikat (AS). Dinamika hubungan AS-China, serta harga komoditas
3. Upaya reformasi struktural untuk meningkatkan kepercayaan investasi dan kemudahan usaha di dalam rangka untuk menarik investasi
4. Dukungan kebijakan fiskal yang mengarah pada counter cyclical, termasuk melalui lanjutan program PEN.
Secara keseluruhan, ia menegaskan proyeksi pemerintah dalam RUU APBN 2021 itu cukup realistis.
"Pemerintah berkeyakinan bahwa pertumbuhan ekonomi sebesar 4,5-5,5% adalah cukup realistis dengan mempertimbangkan berbagai faktor tersebut. Dan juga baseline pertumbuhan ekonomi 2020 yang menurun. Pemerintah sepakat bahwa penanganan pandemi COVID-19 yang menyeluruh adalah kunci pemulihan ekonomi nasional dalam mengembalikan pertumbuhan ekonomi ke jalur alamiahnya," pungkas mantan Direktur Pelaksana Bank Dunia tersebut.
Sumber: detik.com
Tulis Komentar