Kok Bisa Sabun Ini Terbuat dari Minyak Jelantah?

Kok Bisa Sabun Ini Terbuat dari Minyak Jelantah?

Porospro.com - Ide bisnis bisa datang dari mana saja. Bahkan limbah dapur pun bisa disulap jadi produk tertentu kemudian menghasilkan cuan buat para penjualnya.

Hal ini salah satunya dialami oleh seorang ibu asal Jambidan, Kecamatan Banguntapan, Bantul bernama Yomi Windri Asni yang berhasil menciptakan sabun cuci pakaian dari bahan minyak goreng bekas (jelantah).

Yomi bercerita asal mula akhirnya ia kepikiran mengubah minyak jelantah ini jadi sabun cuci. Sebelum terjun ke dunia usaha, Yomi aktif bergabung dalam komunitas peduli lingkungan yaitu Bank Sampah Berdikari Sejahtera di Perumahan Graha Banguntapan, Somenggalan, Desa Jambidan. Selama berkontribusi di sana, ia bersama teman-teman komunitas lainnya berhasil mengumpulkan 40 liter minyak jelantah hanya dalam waktu 1 bulan.

Menurut mereka jumlah itu sangat banyak sekali dan berisiko mencemarkan lingkungan. Tak mau diam begitu saja, ia langsung melakukan riset terkait pengolahan minyak jelantah ini hingga akhirnya menemukan formula yang tepat untuk mengubahnya jadi sabun cuci pakaian.

"Akhirnya, bagaimana caranya agar minyak jelantah itu menjadi lebih ekonomis, apakah bisa diolah kembali? Kemudian mulailah eksperimen minyak jelantah ini menjadi sabun. Kebetulan saya background-nya memang (pendidikan) kimia," ungkap Yomi dalam acara Virtual Press Conference Tokopedia bertema Perempuan Wirausaha Tangguh dan Kreatif, Selasa (8/9/2020).

Yomi mengungkapkan proses riset produknya itu, ia butuh waktu 3-4 bulan. Pemilihan bentuk produk yakni menjadi sabun cuci sendiri, karena sifat dasar minyak itu memang bisa dimanfaatkan sebagai bahan dasar pembuat sabun.

"Upaya saya untuk meriset ini kurang lebih saya butuh waktu 3-4 bulan, kemudian pilihnya sabun karena minyak jelantah sebagai bagian dari lemak itu menjadi bahan baku sabun, itulah kenapa akhirnya jadi sabun," terangnya.

Sedangkan, untuk proses produksinya sendiri, minyak jelantah menjadi sabun cuci ini memerlukan waktu 2 minggu sampai 1 bulan untuk menemukan formula yang tepat.

"Proses produksinya itu kurang lebih 2 minggu sampai 1 bulan karena memang prosesnya itu minimal 2 minggu, tapi semakin lama semakin bagus kok," sambungnya.

Kelebihan sabun cuci dari minyak jelantah selain ramah lingkungan adalah punya kemampuan menghapus noda membandel yang sangat baik.

"Jadi kelebihannya adalah sangat cepat sekali menghapuskan noda, terutama noda-noda membandel yang tebal sekali itu mudah sekali dihilangkan dengan sabun langis ini," katanya.

Lalu, tidak pedih di tangan buat yang kulitnya sensitif. "Sabun ini tidak menggunakan deterjen jadi aman untuk ibu-ibu yang sensitif dengan deterjen, biasanya kan suka terasa panas gitu di tangan. Nah sabun langis ini tidak terasa panas di tangan tersebut. Dan juga saya tidak menggunakan pemutih di dalam pembuatannya. Jadi lebih aman terhadap lingkungan," paparnya.

Terakhir, membuat warna pakaian yang berbahan dasar batik lebih awet ketimbang sabun lainnya.

"Sabun saya ini bisa dipakai untuk mencuci batik dengan pewarna alam seperti batik tulis yang memang untuk mencuci butuh sabun khusus, nah sabun langis ini jadi salah satu alternatif, bisa merawat warnanya jadi awet dan tidak mudah pudar," pungkasnya.

 

Sumber: detik.com

image
Redaksi

Berbagi informasi Tlp/WA 082389169933 Email: redaksiporospro@gmail.com Pengutipan Berita dan Foto harap cantumkan porospro.com sebagai sumber tanpa penyingkatan


Tulis Komentar