Porospro.com - Pandemi COVID-19 membuat banyak orang kehilangan pekerjaan. Salah satunya Danang Ari Krisnadi (27) yang kena PHK dari tempatnya bekerja sejak Maret.
Tak mau meratapi nasibnya, Pria yang disapa Ari ini akhirnya mencoba usaha meracik bunga telang menjadi berbagai produk bernilai jual dan ternyata diminati pasar.
Warga RT 3 Dusun Sirat, Desa Sumbermulyo, Kecamatan Bambanglipuro, Bantul ini menjelaskan awal mula banting stir menjadi pelaku UMKM. Ari menjelaskan awalnya bekerja di sebuah percetakan dan menjadi seorang terapis. Namun munculnya pandemi COVID-19 merubah segalanya.
"Saya awalnya kerja di percetakan dan terapis tapi bulan Maret terdampak pandemi (COVID-19), karena dampak itu membuat pengurangan pegawai dan salah satunya saya," ucapnya saat ditemui di kediamannya, Kamis (1/10/2020).
Pemecatan itu, kata Ari membuatnya harus memutar otak untuk mendapat penghasilan. Pasalnya dia sendiri sudah berkeluarga. Akhirnya, dia melihat YouTube tentang pemanfaatan bunga telang menjadi beragam produk.
"Saya belajar otodidak dari YouTube dan Google, terus saya lihat kok di pekarangan saya ternyata banyak bunga telang. Nah dari situ saya lalu mencoba memanfaatkannya untuk jadi Teh," ujarnya.
Akhirnya, pada bulan Maret Ari mulai menanam lebih banyak bunga telang dan mulai dapat dipanen pada bulan April. Selanjutnya dia meminta bantuan keluarganya untuk memproduksi bunga telang menjadi teh dan beragam produk lainnya dengan label kedai herbal Ash Shikhah.
"Karena kan dulu punya tanaman hias, bunga telang, kok nganggur lalu coba kita olah. Ternyata bunga ini penuh khasiat, kita olah, biasanya sirup, tubruk, celup, kita coba untuk sabun (batang) sampo dan hand soap," katanya.
"Terus dari April mulai produksi, untuk produksinya saya dibantu 6 anggota keluarga saya," imbuh Ari.
Hasil produksinya mulai diminati banyak orang. Menurutnya hal itu karena produk teh dari bunga telang memiliki banyak khasiat untuk tubuh. Karena itu dia terus mengembangkan produksinya.
"Teh itu khasiat bisa tingkatkan imun tubuh, turunkan kolesterol, tensi, gula darah hingga asam urat," ucapnya.
Selanjutnya, untuk mengembangkan usahanya Ari mengikuti seminar terkait pembuatan sabun. Dari seminar itu dia memiliki ide untuk memproduksi beragam sabun dari bunga talang.
"Dulu kan bunga telang untuk pewarna makanan dan minuman terus kita coba produksi di sabun dan ternyata bisa. Karena saya dulu ikut seminar pembuatan sabun," katanya.
Namun, untuk produksi sabun, khususnya sabun batang memakan waktu yang cukup lama. Oleh karena itu, dia lebih fokus dalam produksi teh bunga telang.
"Lama proses pembuatan sabun batang karena proses pematangan harus 2-6 minggu baru bisa dipakai. Kalau paling cepat produksi minuman. Karena itu pasaran kami masih di teh tubruk sama teh celup, kalau sampo dan lainnya masih terkendala di perizinan," ujarnya.
Ari mengaku saat ini masih memanfaatkan media sosial Facebook dan WhatsApp untuk memasarkan produknya. Kendati demikian, dia mengaku sudah memasarkan produknya hingga luar DIY, bahkan dalam waktu dekat dia akan mengekspor ke luar negeri.
"Luar daerah kami kirim ke Makassar, Kalimantan, Lombok dan ini mau coba ke Bangladesh. Untuk omzet sempat naik turun, tapi alhamdulillah saat ini rata-rata sebulan itu Rp 5 sampai Rp 8 juta per bulan," ucapnya.
Adapun barang produksi seperti teh tubruk bunga telang kemasan 6 gram dipatok dengan harga Rp 5 ribu, untuk kemasan 10 gram dipatok Rp 10 ribu dan kemasan 25 gram dihargai Rp 25 ribu. Sedangkan untuk teh celup bunga telang isi 15 kantong dipatok dengan harga Rp 10 ribu.
"Untuk sabun body wash Rp 12 ribu, sampo Rp 10 ribu, sabun batang Rp 5 ribu, hand soap seperempat liter Rp 12 ribu dan untuk kemasan setengah liter Rp 15 ribu," katanya.
Ke depannya, Ari mengaku akan memperluas lahan bunga telangnya, pasalnya saat ini dia hanya memiliki 4 lahan. Terlebih, ternyata harga bunga telang kering perkilonya cukup menggiurkan.
Sumber: detik.com
Tulis Komentar