Porospro.com - Bau mulut atau halitosis utamanya disebabkan oleh penumpukan bakteri di pangkal lidah yang bisa berpindah dan menempel di permukaan gusi. Bakteri tersebut memecah protein sehingga menghasilkan gas yang berbau.
Bau mulut bukan hanya menurunkan rasa percaya diri seseorang, tapi juga dapat memengaruhi kualitas hidupnya. Salah satu dampak krusial tersebut adalah saat berhubungan seks dengan pasangan.
Akibat Bau Mulut Saat Berhubungan Intim
Adanya bau mulut dapat menyebabkan dilema untuk masing-masing pasangan. Pasangan mungkin segan mengeluhkan bau mulut yang dirasakan saat akan atau setelah berhubungan intim.
Selain dapat membuat pasangan menjadi tidak percaya diri, juga dapat memicu ketersinggungan. Akibatnya, banyak suami ataupun istri yang memilih untuk tidak mengutarakannya.
Namun membiarkan kondisi ini terus-menerus juga bukan solusi yang terbaik. Salah satu pihak pasti akan terus menghindari aktivitas hubungan seks, sehingga bisa berujung depresi bahkan keributan.
Jika kondisi tersebut tidak segera diperbaiki maka dapat mengancam keutuhan rumah tangga. Nah, bisa jadi runyam, bukan?
Hasil survei yang pernah dilakukan di Kanada menunjukkan, faktor terbesar yang dapat menurunkan mood bercinta berhubungan erat dengan masalah kebersihan.
Survei itu melibatkan lebih dari 1.000 responden berusia 18-49 yang aktif secara seksual.
Sebanyak 58 persen di antaranya mengaku bahwa bau mulut pasangan sangat mengganggu dan dapat menurunkan libido saat akan berhubungan seks.
Selain bau mulut, keringat berlebihan dan bau badan juga menempati urutan atas yang menjadi penyebab turunnya libido saat akan berhubungan.
Agar Seks Lancar, Atasi Bau Mulut Anda
Kini banyak sekali produk-produk di pasaran dan mengklaim dapat membantu mengatasi bau mulut.
Namun, pada kenyataannya, sebagian besar produk tersebut hanya memanipulasi aroma tak sedap untuk sementara saja. Bau tersebut tidak hilang secara permanen.
Jika Anda ingin mengatasi bau mulut secara permanen, perlu ditelusuri dulu apa penyebab sebenarnya.
Kurang bersih dalam menyikat gigi dan permukaan lidah bisa dikatakan sebagai faktor utama penyebab terjadinya bau mulut.
Kurangnya pembersihan gigi dan lidah dapat memicu terjadinya gigi berlubang, karies gigi, dan juga penumpukan karang gigi.
Faktor penyebab bau mulut lainnya bisa karena mengonsumsi makanan yang berbau menyengat. Misalnya, bawang-bawangan, kopi, dan beberapa jenis ikan.
Kebiasaan buruk seperti minum alkohol dan merokok juga bisa memperparah kondisi bau mulut seseorang.
Ada juga beberapa penyakit serius yang bisa berdampak pada kesehatan gigi, gusi, hidung, sinus, paru-paru, dan saluran pencernaan sehingga berujung pada bau mulut.
Adapun cara mengatasi bau mulut, antara lain:
Menyikat gigi minimal 2 kali sehari, selama 2 menit.
Ganti sikat gigi setiap 3 bulan sekali, agar efektif dalam membersihkan plak dan karang gigi.
Menyikat gigi dengan teknik yang tepat. Metode Bass merupakan teknik menyikat gigi yang dianggap paling baik dalam membersihkan gigi orang dewasa.
Menyikat gigi dengan sikat gigi bulu sikat yang lembut dan kepala sikat gigi yang kecil agar memudahkan pembersihan ke bagian paling ujung sekali pun.
Melakukan pembersihan karang gigi setiap 6 bulan sekali. Agar tidak terbentuk penumpukan karang gigi, penyebab utama gusi berdarah.
Melakukan pemeriksaan rutin ke dokter gigi minimal 2 kali setahun. Walaupun tidak memiliki keluhan.
Apabila Anda mendapati pasangan memiliki masalah bau mulut, bicarakan dengan baik dan santun.
Pastikan maksud Anda tersampaikan dengan baik dan tidak menyebabkan rasa tersinggung. Komunikasi yang baik bisa memperbaiki kehidupan dan kualitas seks Anda.
Dengan memperhatikan kesehatan gigi dan rongga mulut, setidaknya Anda akan dapat terhindar dari masalah bau mulut. Bermesraan dan bercinta dengan pasangan pun bisa terbebas dari bau mulut.
Sumber: klikdokter.com
Tulis Komentar