Mimbar Antik Peninggalan Tuan Guru Sapat Masih Tampak Megah

Mimbar Antik Peninggalan Tuan Guru Sapat Masih Tampak Megah
Arsip kunjungan Bupati Wardan ke lokasi sebelum masa pandemi Covid-19

Porospro.com - Siapa yang tidak kenal dengan ulama besar Kabupaten Indragiri Hilir (Inhil), Syekh Abdurrahman Sidiq, yang merupakan Mufti Kerajaan Indragiri.

Ulama yang wafat dan dimakamkan di Desa Hidayah, Sapat, Kecamatan Kuindra ini, terkenal dengan karya–karyanya yang masih bertahan hingga saat ini. Salah satu di antara yang terkenal adalah syair 'Ibarat kabar kiamat.'

Sebelum menetap dan wafat di Sapat, Kecamatan Kuindra, Inhil, ulama yang juga disebut Tuan Guru Sapat ini telah melanglang buana ke berbagai daerah untuk berdakwah dan mensyiarkan agama Islam.

Namun tidak hanya mahir dalam berdakwah dan membuat syair, Tuan Guru Sapat ternyata juga melahirkan karya seni yang artistik.

Tuan Guru Sapat telah menghasilkan karya berupa mimbar antik yang saat ini di pajang di Masjid Rahmatuddin, Desa Kemuja, Kecamatan Mendo Barat, Kabupaten Bangka, Provinsi Bangka Belitung (Babel).

Mimbar berbahan kayu ulin ini dibawa langsung oleh Tuan Guru Sapat dari Kalimantan Selatan, saat masih dalam masa penjajahan kolonial Belanda atau sekitar tahun 1935.

Dalam sejarah tercatat bagaimana kegigihan Tuan Guru dalam upaya untuk membawa mimbar ini, hingga dia harus meminta izin kepada penguasa pada masa tersebut. Hingga akhirnya mendapat izin tertulis dari Balanda, sehingga mimbar ini sampai dengan selamat di Pulau Bangka.

Bupati Inhil, HM Wardan, berkesempatan melihat mimbar buah karya Tuan Guru Sapat di sela kunjungannya saat menghadiri Porsadin Nasional ke-IV di Bangka Belitung (Babel) beberapa tahun lalu.

Dalam kunjungannya itu, Bupati Inhil didampingi Kabag Kesra Setda Inhil HM Arifin, Ketua PCNU Inhil H Abd Hamid yang juga cucu almarhum Syekh Abdurrahman Siddiq, Ketua Baznas Inhil HM Yunus Hasby, dan rombongan lainnya.

Bupati Wardan mengaku sangat senang berkesempatan melihat langsung situs–situs sejarah penuh makna tersebut, sekaligus bersilaturahmi dengan tokoh dan ulama setempat, sehingga banyak pelajaran dan hikmah yang bisa diambil.

“Ini dia mimbar antik dan kharismatik. Bagaimana tidak, mimbar ini sudah berusia lebih dari 80 tahun, saat ini masih tampak megah terletak di ruang utama Masjid Pondok Pesantren Al Islami Pangkal Pinang, Bangka,” ungkap Wardan saat kunjungannya waktu itu.

Tokoh masyarakat Bangka, Dr Rusdi Sulaiman selaku Ketua Yayasan Pondok Pesantren Al Islam Kemuja menjelaskan, bagi masyarakat Bangka, ketokohan dan perjuangan Tuan Guru Syekh Abduurahman Siddiq dalam berdakwah dan mensyiarkan agama Islam di Bangka sangat dihargai dan dihormati.

“Nama Beliau di Bangka Belitung sungguh sangat harum. Pondok pesantren dulunya juga merupakan binanan dan besutannya ketika masih hidup,” ujar pria yang juga Wakil Rektor IAIN Syekh Abdurrahman Siddiq, Bangka.

Menurutnya, hingga saat ini ajaran dan tulisan-tulisan serta kitab Tuan Guru masih menjadi bahan bacaan dan pelajaran, seperti Syair Ibarat, Kitab Aqa'idul Iman Asra, risalah, dan lain–lain.

“Sebagai bentuk penghargaan, pemerintah dan masyarakat Bangka Belitung mengabadikan nama beliau menjadi salah satu Perguruan Tinggi (PT) Islam yaitu IAIN Syekh Abdurrahman Siddiq,” jelasnya.

Rusdi Sulaiman mengisahkan, sebelum pindah ke Kampung Hidayat, Sapat, Inhil, dan wafat di sana, Tuan Guru Syekh Abdurrahman Siddiq sukses berdakwah dan membina masyarakat Islam di berbagai daerah, antara lain di Pulau Bangka selama 15 tahun.

“Banyak kenangan dan pelajaran yang beliau tinggalkan di Bangka. Karena itu kami dari Bangka selalu berupaya hadir ketika acara haul Syekh Abdurrahman Siddiq yang setiap tahun dilaksanakan di Hidayat Sapat Inhil tersebut,” tuturnya.

Kini, siapa saja bisa berziarah ke makan ulama yang dikenal tuan guru sapat ini di Kampung Hidayat, Kecamatan Kuindra, Kabupaten Inhil, Riau. (Adv)

 

Sumber: Tribunpekanbaru

image
Redaksi

Berbagi informasi Tlp/WA 082389169933 Email: redaksiporospro@gmail.com Pengutipan Berita dan Foto harap cantumkan porospro.com sebagai sumber tanpa penyingkatan


Tulis Komentar