Porospro.com - Sektor hiburan adalah salah satu industri yang paling terdampak karena pandemi Corona. Berbagai acara dan kegiatan lain terpaksa dibatalkan demi menekan penyebaran virus tersebut.
Bahkan saat beberapa sektor lain mulai kembali berjalan, beberapa agenda hiburan belum bisa berlangsung. Hal itu membuat ekonomi orang-orang yang terlibat di dalamnya pun ikut terpuruk.
Oleh karena itu, pemerintah Britania Raya memberikan paket bantuan darurat. Tidak main-main, bantuan itu digelontorkan hingga 1,57 miliar Poundsterling atau setara dengan Rp 28 triliun, dilansir dari Music Week.
Dari angka tersebut, Inggris memeroleh bagian terbesar, yaitu 880 juta Poundsterling atau Rp 15,7 triliun dalam bentuk hibah dan 270 juta Poundsterling atau Rp 4,8 triliun dalam bentuk pinjaman.
Uang itu bakal didistribusikan ke beberapa bagian di industri tersebut, seperti venue musik, teater, galeri, museum, bioskop independen hingga situs warisan dalam bentuk pinjaman dan hibah.
Sedangkan dana sisanya, sebesar 100 juta Poundsterling atau Rp 1,7 triliun akan diberikan ke English Heritage Trust dan lokasi budaya lainnya di Inggris.
Bantuan ini turun setelah kampanye #LetTheMusicPlay digaungkan pada pekan lalu. Pada kesempatan yang sama, ada 1.400 artis yang menandatangani surat terbuka berisi seruan untuk Oliver Dowden, Menteri kebudayaan Inggris, serta pemerintah Britania Raya agar cepat mengambil langkah demi melindungi masa depan musik di Inggris setelah pandemi.
Pemerintah Inggris menyebut ini adalah bantuan terbesar yang pernah dikeluarkan. Perdana Menteri Boris Johnson juga mengatakan hal itu dilakukan karena hiburan adalah detak jantung di negaranya.
"Uang ini akan membantu melindungi sektor ini untuk generasi mendatang, memastikan kelompok seni dan venue seni di seluruh Inggris dapat tetap bertahan dan mendukung staf mereka sementara pintu dan gorden mereka tetap tertutup," katanya.
Tom Kiehl, CEO UK Music, menyebut paket bantuan tersebut penting untuk industri yang digelutinya. Paket itu dinilai bisa menyelamatkan banyak venue musik.
"Industri musik adalah salah satu sektor pertama yang terkena dampak langkah-langkah yang mengatasi COVID-19. UK Music telah lama menyerukan dukungan khusus bagi sektor ini untuk memastikan musik live dapat pulih," paparnya.
"Kelayakan untuk mendapatkan hibah dan pinjaman harus seluas mungkin untuk memastikan penerimaan yang maksimum untuk seluruh industri dari mereka yang sangat membutuhkan bantuan. Mereka yang tidak memiliki rekam jejak pendanaan publik juga tidak boleh dirugikan," tutup Tom Keihl.
Diketahui sebelumnya, ada sekitar 70 persen venue dan teater musik di Inggris yang berisiko tutup secara permanen karena dampak dari pandemi COVID-19. Hal itu mungkin tidak akan terjadi jika pemerintah ikut turun tangan.
Sumber: detik.com
Tulis Komentar