Porospro.com, - Teh merupakan salah satu minuman yang banyak dikonsumsi masyarakat Indonesia. Minum teh sudah menjadi bagian dalam kehidupan sebagian orang karena memiliki kebiasaan.atau budaya untuk minum teh.
Minum teh bisa menenangkan pikiran, membuat badan lebih rileks, dan menjadi sumber kafein pengganti kopi. Namun, tidak semua orang boleh mengonsumsi teh terutama anak-anak.
Berikut ini delapan alasan anak usia di bawah 3 tahun tidak boleh minum teh, dikutip dari NDTV, Senin (14/10/2024).
1. Menyebabkan dehidrasi
Kafein yang terdapat dalam teh dapat menyebabkan dehidrasi, terutama pada anak-anak di bawah usia 3 tahun. Kafein memiliki efek diuretik, yang berarti dapat meningkatkan frekuensi buang air kecil.
Hal ini dapat mengakibatkan kehilangan cairan dan garam dalam tubuh. Selain itu, kafein bisa menghambat penyerapan natrium, yang berfungsi untuk menjaga keseimbangan cairan.
Jika teh dikonsumsi secara berlebihan, anak berisiko mengalami dehidrasi ringan hingga parah, yang dapat berdampak negatif pada kesehatan mereka.
2. Membuat gelisah
Kafein tidak hanya meningkatkan energi, tetapi juga dapat menyebabkan kegelisahan pada anak-anak. Berbeda dengan orang dewasa yang mungkin merasa tenang setelah mengonsumsi teh, anak-anak cenderung mengalami lonjakan energi yang berlebihan.
Hal ini bisa membuat mereka lebih rewel dan sulit untuk tenang. Kegelisahan ini bisa mengganggu aktivitas sehari-hari dan membuat anak sulit berfokus pada hal lain.
3. Menyebabkan sakit kepala
Konsumsi teh juga dapat berkontribusi terhadap sakit kepala pada anak. Peningkatan tekanan darah setelah mengonsumsi kafein dapat menyebabkan rasa sakit atau ketegangan di kepala. Sakit kepala dapat mengganggu aktivitas anak dan mengurangi kualitas hidup mereka.
4. Kesulitan tidur
Kafein dalam teh dapat mengganggu pola tidur anak, yang sangat penting untuk pertumbuhan dan perkembangan mereka.
Anak-anak membutuhkan tidur yang cukup dan berkualitas untuk mendukung perkembangan fisik dan mental. Sulit tidur dapat menyebabkan kelelahan di siang hari, yang berdampak negatif pada konsentrasi dan suasana hati.
5. Menghambat penyerapan zat besi
Teh mengandung tanin yang tinggi, yang dapat menghambat penyerapan zat besi dari makanan nabati. Hal ini sangat berisiko bagi anak-anak, yang membutuhkan zat besi untuk mendukung pertumbuhan dan perkembangan yang sehat.
Kekurangan zat besi dapat menyebabkan anemia, yang ditandai dengan gejala, seperti kelelahan, kelemahan, dan masalah perkembangan.
6. Meningkatkan tekanan darah
Minum teh dapat menyebabkan peningkatan tekanan darah pada anak. Tekanan darah tinggi bisa berbahaya, karena dapat menyebabkan pusing, sakit kepala, dan masalah kesehatan jangka panjang lainnya. Anak-anak dengan tekanan darah tinggi berisiko mengalami masalah kesehatan jantung di masa depan.
7. Jantung berdetak lebih cepat
Selain meningkatkan tekanan darah, konsumsi teh juga dapat menyebabkan detak jantung anak menjadi lebih cepat.
Detak jantung yang meningkat secara berkala dapat merusak fungsi jantung dan berisiko menyebabkan penyakit jantung di kemudian hari. Hal itu sangat penting diperhatikan, mengingat jantung anak masih dalam tahap perkembangan.
8. Menyebabkan sakit perut
Konsumsi teh dapat meningkatkan produksi gas dan asam lambung, yang dapat menyebabkan anak merasa kembung dan tidak nyaman.
Jika dibiarkan, hal ini dapat mengarah pada masalah pencernaan yang lebih serius, seperti maag. Gangguan pencernaan dapat membuat anak sulit makan dan beraktivitas dengan baik.
Tulis Komentar