Porospro.com - Dua hari aksi protes telah menyebabkan sedikitnya 81 orang tewas di Ethiopia. Aksi protes ini adalah buntut dari kasus pembunuhan seorang penyanyi terkenal dari kelompok etnis Oromo.
Seperti dilansir AFP, Kamis (2/7/2020) Hachalu Hundessa, penyanyi yang lagu-lagu politiknya menyuarakan perasaan etnis Oromo yang terpinggirkan, ditembak mati pada Senin (29/6) malam waktu setempat.
Demonstrasi pun meletus di Addis Ababa dan wilayah Oromia di sekitarnya, pusat tempat orang-orang Oromo yang telah lama mengeluhkan penindasan di tangan kelompok etnis yang lebih sedikit.
"Sejauh ini 81 orang telah tewas, termasuk tiga anggota pasukan polisi khusus Oromia," Ararsa Merdasa, kepala polisi Oromia, mengatakan dalam jumpa pers di televisi, Rabu (1/7).
Pada hari Rabu (1/7), kekerasan terburuk terjadi di kampung halaman Hachalu di Ambo, sebelah barat Addis Ababa.
Inti dari amuk massa ini adalah keinginan nasionalis Oromo agar Hachalu dimakamkan di Addis Ababa -- secara historis di pusat wilayah mereka.
Hal itu adalah rencana pemerintah federal untuk memperluas ibu kota ke sekitar Oromia yang memicu protes anti-pemerintah selama bertahun-tahun, yang membawa Perdana Menteri Abiy Ahmed ke tampuk kekuasaan pada 2018, dan menjadi Oromo pertama yang memegang jabatan itu.
Juru bicara Ambo Milkessa Beyene mengatakan bahwa jenazah Hachalu telah tiba di kota untuk dimakamkan pada hari Kamis (2/7). Namun, "sekelompok pemuda yang ingin pemakaman digelar di Addis Ababa, bentrok dengan pasukan keamanan dan menyebabkan kerusuhan."
Kepala polisi Oromia Ararsa mengatakan "ada serangan granat di rumah keluarga Hachalu Hundessa di Ambo. Serangan granat itu menewaskan pamannya dan melukai dua petugas polisi."
Dia mendesak masyarakat agar tenang menjelang pemakaman Hachalu.
Sumber: detik.com
Tulis Komentar